Mohon tunggu...
Raras Galuh Safira
Raras Galuh Safira Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Raras Galuh Safira

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Sikap Medis Jalanan Aksi di Kota Malang

12 Oktober 2020   08:27 Diperbarui: 12 Oktober 2020   08:40 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kronologi Penanganan Medis

PERNYATAAN SIKAP (Paramedis Jalanan Kota Malang)

Aksi yang dilakukan pada tanggal 08 Oktober 2020, yang dimulai sekitar pada pukul 09:30 WIB di berbagai Kota khususnya di Kota Malang. Aksi dimulai dari longmarch, dengan rute melewati perempatan kantor BCA Kota Malang kemudian menuju ke arah Kantor DPRD Kota Malang. 

Massa aksi berhenti untuk menyampaikan pandangan (orasi) di perempatan Bank BCA Kota Malang. Kemudian melanjutkan longmarch tersebut ke arah Kantor DPRD Kota Malang, sekitar pada pukul 10:30 WIB Massa Aksi tiba di depan Kantor DPRD Kota Malang. Disana sudah dikelilingi oleh Aparat Kepolisian. 

Sekitar pada pukul 10:55 WIB Massa Aksi mengetahui bahwa Kantor DPRD Kota Malang tersebut telah kosong atau sudah sama sekali tidak ada Anggota DPRD yang hadir pada hari tersebut. Ini memicu kemarahan Massa Aksi. 

Sehingga tensi Massa Aksi yang semakin memanas untuk menyampaikan pendapatnya, diredam oleh aparat Kepolisian dengan menyemprotkan water cannon ke arah barisan Massa Aksi. 

Ini membuat Massa Aksi menjadi terpecah dan banyak mengalami luka-luka. Hal tersebut kemudian, menimbulkan kemarahan Massa Aksi sehingga demonstrasi tersebut menjadi ricuh. Kemudian disusul dengan tembakan gas air mata kepada Massa Aksi yang terpecah tersebut.

Tepat pada pukul 11:37 WIB, tim medis mencoba untuk maju kedalam barisan massa aksi karena disana terdapat korban yang mengalami luka-luka, sobek dibagian bibir dan pendarahan di area Kepala. 

Namun, disana masih terjadi kericuhan antara Massa Aksi dengan pihak Kepolisian, hal ini membuat tim medis kewalahan sehingga sulit untuk melakukan evakuasi terhadap korban tersebut dan mengakibatkan tim medis juga ikut mengamankan diri dari kericuhan. 

Sementara terdapat mobil ambulance yang juga sementara menangani salah satu Massa Aksi, juga mendapatkan serangan tembakan gas air mata ke arah mobil ambulance tersebut. Sesaat aksi telah meredam, tim medis mencoba kembali untuk maju ke arah barisan Massa Aksi. 

Namun, dari pihak Kepolisian tetap terus menembakkan gas air mata kepada barisan Massa Aksi dan gas air mata tersebut tepat jatuh didepan beberapa tim medis sehingga mengakibatkan kotak medis yang dibawa jatuh berhamburan dan beberapa tim medis mengalami sesak nafas yang akhirnya mundur untuk mencari tempat yang lebih kondusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun