Mohon tunggu...
Rara Muhammad
Rara Muhammad Mohon Tunggu... Karyawan -

Galau lewat kata, galau jadi karya. Writing to heal myself. Visit my blog http://raramuhammad.com anda my account IG https://www.instagram.com/raramuhammad09/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mendulang Untung dari Limbah Ternak Sapi

21 Februari 2016   16:23 Diperbarui: 22 Februari 2016   11:19 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sapi-sapi Pak Erwin"][/caption]Agenda bulanan Blogger Kompasiana Malang (Bolang) kali adalah berkunjung ke salah satu peternak sapi yang juga salah satu sahabat dari anggota Bolang. Sebenarnya ada dua lokasi lagi, yakni Coban Jahe dan Candi Jago, tapi kedua lokasi tersebut akan saya ceritakan terpisah.

Pagi hari 14 Februari 2016 kami meluncur menuju lokasi peternakan sapi yang letaknya berada di Jabung, Kabupaten Malang. Perjalanan memakan waktu sekitar 30-40 menit dari Kota Malang. Sesampainya di sana kami disambut Ibu Erwin, istri pemilik peternakan. Pemilik peternakan sapi sendiri adalah Bapak Erwin, pegawai perusahaan kertas yang resign dan memilih serius menjadi peternak sapi. 

[caption caption="Pak Erwin bersama kawan-kawan Bolang"]

[/caption]Beliau serius menjadi peternak sapi sejak 2008. Semua dimulai dari nol. Setiap bidang yang berhubungan dengan kepentingan peternakannya ia pelajari secara bertahap. Di awal Pak Erwin mempelajari pakan, selanjutnya pengolahan susu menjadi yogurt dan es krim. Semuanya dilakukan secara bertahap secara sabar dan penuh pengorbanan.

Dari 16 sapi perah yang ada menghasilkan 140 liter susu/hari, 90 liter di pagi hari dan 50 liter di sore hari. Namun, keuntungan dari susu yang dijual ke koprasi Rp4.500,00-Rp4.700,00/liter ternyata hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sapi itu sendiri. Belum cukup untuk bisa hidup lebih layak. Enam tahun belakangan Pak Erwin baru memanfaatkan limbah kotoran sapi sebagai lahan lain yang lebih potensial daripada susu sapi itu sendiri.

[caption caption="Peralatan untuk memerah susu sapi"]

[/caption]Limbah sapi inilah yang justru lebih banyak menghasilkan keuntungan secara materil dan non-materil. Secara non-materil kotoran sapi dapat menghasilkan “Green Enegry”, yakni biogas dan listrik alami yang bisa dimanfaatkan sehari-hari. Sedangkan secara materi dalam hal ini ada beberapa “produk” yang bisa dijual dan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Produk dari limbah kotoran sapi yang sudah umum diketahui adalah pengolahan limbah kotoran sebagai pupuk tanaman. Pak Erwin sendiri menjual pupuk tanaman dalam karung-karung kecil seharga Rp5.000,00/karung. Pelanggan dari pupuk ini adalah penjual tanaman bunga di Kota Batu dan sekitarnya.

[caption caption="Urin sapi yang sudah ditampung"]

[/caption]Hal yang lebih menarik adalah pipis dari sapi sendiri bermanfaat sebagai pestisida dan pupuk cair alami. Air kencing ini ditampungnya secara manual dengan cara menaruh ember-ember ketika sapi-sapi pipis. Harga pupuk cair alami ini Rp200,00/liter. Walau terbilang kecil, hasil yang kecil ini berasal dari limbah yang justru tak banyak orang memikirkan untuk memanfaatkannya. Selain dijual, pupuk cair ini pun dimanfaatkan sendiri oleh Pak Erwin dan istri untuk tanaman-tanaman di sekitar peternakannya. Malah Pak Erwin menanam rumput odot atau dikenal juga sebagai rumput kanada untuk pakan sapi-sapinya. 

Jadi sudah berapa produk yang bisa dimanfaatkan sendiri dan dijual dari limbah kotoran sapi? Hitung sendiri ya :p  

[caption caption="rumput dipotong mengunakan alat khusus agar bisa dimakan dan habis tanpa sisa oleh sapi"]

[/caption]Dari banyaknya manfaat yang didapat hanya dari kotorannya saja, Pak Erwin dan istri menyadari bahwa keuntungan lebih dari beternak sapi justru didapat dari limbah peternakan sapinya. Sayangnya tak banyak petenak yang melihat peluang ini dan mau dengan telaten mengolah limbah kotoran sapinya. Justru banyak peternak sapi pemula yang banyak gagal adalah karena mereka tidak menangkap peluang limbah ini dan menjadikannya sebagai industri yang bisa menjadi sumber keuntungan secara rupiah. Meskipun menjijikan, limba ini sangat menjanjikan keutungan yang luar biasa.

[caption caption="Pengolahan limbah kotoran hingga menjadi biogas"]

[/caption]Selain pemasukan dari penjual susu, yogurt, es krim, pupuk kandang dan pupuk cair, pemanfaatan “Green Energy” yang menghasilkan biogas benar-benar dirasakan keluarga peternak ini. Bagamana tidak? Selama enam tahun ke belakang Pak Erwin tidak perlu membeli tabung gas. Beliau memanfaatkan biogas yang dihasilkan juga dari limbah kotoran sapinya untuk keperluan memasak dll.. Bahkan biogas yang dihasilkan ini benar-benar melimpah sehingga setiap malam harus dibuang. Pak Erwin pun menjelaskan alur pengolahan limbah kotoran sapi dari awal yang bentuknya masih hijau-hijau hangat :p menjadi biogas dan akhirnya menjadi pupuk kandang siap pakai.

[caption caption="Pengolahan limbah kotoran hingga menjadi pupuk kandang"]

[/caption]Pertama, kotoran sapi yang hangat-hangat itu akan masuk ke kubah penampungan yang letaknya ada di bawah kandang sapi. Kotoran akan masuk ke kubah dengan sebelumnya disiram dengan air terlebih dahulu.

Kedua, setelah masuk ke kubah, nantinya gas yang ada dalam kotoran akan keluar dan siap dipakai untuk penggunaan kompor di dapur juga listrik. Sayangnya untuk pengunaan listik, genset yang biasa Pak Erwin gunakan sedang rusak jadi belum bisa digunakan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun