Mohon tunggu...
Rara Ayuning Prameswari
Rara Ayuning Prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas SIKIA Banyuwangi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Gejala ADHD pada Gen Z

30 Mei 2023   10:00 Diperbarui: 30 Mei 2023   10:02 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penggunaan Media Sosial_Pict by Canva

Gen Z mengacu pada generasi atau orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2015. Generasi ini mengalami perkembangan pesat dalam hal informasi dan komunikasi, termasuk media sosial. Perkembangan zaman yang semakin modern semakin memudahkan Gen Z untuk mengakses segala hal yang ada di internet. Dengan adanya perkembangan internet, semuanya tampak mudah dan praktis. Apalagi dengan adanya media sosial, membuat orang akan betah berlama-lama bermain ponsel. Media sosial pun hadir dalam berbagai bentuk dan tentunya aksesnya sangat mudah, contohnya TikTok, Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain. 

Perkembangan media sosial tentunya memiliki sisi positif dan negatifnya. Banyak hal positif dari perkembangan media sosial ini seperti memudahkan komunikasi dengan orang lain bahkan dari berbagai negara, untuk hiburan dengan menonton video atau mendengarkan musik dan masih banyak aspek positif lainnya. Ada juga aspek negatif, seperti orang menjadi lebih individualis, malas, tidak produktif, dan sebagainya. Di era yang semakin modern, remaja lebih tertarik dengan media sosial daripada lingkungan sekitarnya. 

Remaja dan media sosial seperti dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Penggunaan media sosial yang berlebihan pasti mempengaruhi kesehatan penggunanya. Namun, benarkah media sosial itu sendiri bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang? Apakah ada kaitannya antara media sosial dengan gejala ADHD? 

ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah gangguan mental yang menyebabkan orang sulit berkonsentrasi, serta berperilaku impulsif dan hiperaktif. Penyebab ADHD sendiri bisa karena faktor genetik atau faktor lingkungan. 

Gejala utama ADHD adalah sulit memusatkan perhatian, perilaku impulsif dan hiperaktif. Orang dengan ADHD cenderung gelisah dan mudah melupakan apa yang mereka lakukan. Orang dengan ADHD mungkin juga memiliki ketidakmampuan belajar, seperti kesulitan membaca atau menulis. ADHD dapat terjadi pada anak-anak, remaja atau bahkan orang dewasa. ADHD dapat diobati dengan pengobatan atau psikoterapi. ADHD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi pengobatan dapat meredakan gejala dan membantu mereka yang mengalami gejala menjalani kehidupan normal. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Jama menunjukkan bahwa penggunaan jejaring sosial di kalangan anak muda, seperti menggunakan jejaring sosial, SMS, streaming musik, atau membaca online, dikaitkan dengan kemungkinan mengembangkan gejala ADHD. Selama periode dua tahun, lebih dari 2.500 siswa berusia 15 hingga 16 tahun tanpa gejala ADHD berpartisipasi dalam survei tentang seberapa sering mereka menggunakan media sosial. 

Para peneliti menemukan bahwa rata-rata 10,5 persen dari mereka memiliki gejala ADHD yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan media sosial, sementara rata-rata 4,6 persen dilaporkan mengalami gejala ADHD. Namun, para peneliti membutuhkan lebih banyak penelitian tentang topik ini. Gejala ADHD dapat dikurangi dengan olahraga, pola makan yang sehat, tidur yang cukup, minum obat, terapi perilaku kognitif, dan melakukan aktivitas positif dan produktif. 

Hasil penelitian ini sudah terbukti bahwa bermain media sosial terlalu lama juga berpengaruh terhadap gejala ADHD. Akan tetapi, bukan berarti setiap orang harus dilarang bermain media sosial, melainkan kegiatan bermain media sosial harus dikurangi dan diganti dengan kegiatan produktif lainnya. Selain ADHD sendiri, banyak penyakit atau gangguan mental yang disebabkan oleh media sosial. Karena media sosial adalah media komunikasi, seperti perilaku bullying juga tidak dapat disangkal. Bullying membuat orang merasa tidak aman dan tertekan, yang sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang dan bahkan dapat mengakibatkan mereka mengakhiri nyawanya. 

Kesimpulannya, di zaman yang semakin modern ini, banyak kasus gangguan mental yang diakibatkan oleh perkembangan internet, khususnya di kalangan remaja. Penggunaan media sosial yang berlebihan juga mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Maka dari itu, kita sebagai Gen Z harus bisa memfilter sisi positif dan sisi negatif dari penggunaan media sosial. Sebagai mahasiswa juga perlu memahami mana yang harus diprioritaskan, yaitu mengurangi penggunaan media sosial dan menjadikannya kegiatan yang lebih positif dan produktif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun