Mohon tunggu...
Rara Guetta
Rara Guetta Mohon Tunggu... -

tanpa berhenti belajar sebelum sebelah kaki menyentuh surga

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Monggo-monggo Nyicip Dawet Ireng Khas Jembatan Butuh (Ojo Disingkat)

26 September 2011   14:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:36 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monggo Monggo ngicip ngicip Dawet khas Purworejo Jembatan Butuh yang sudah mendunia haha check it out..... saya seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia tepatnya di Kebumen. Asli saya Purworejo -tahukah Anda?- setiap satu minggu sekali saya selalu pulang kampung karena kerinduan saya terhadap Ibu :) tercinta dll. Perjalanan Purworejo - Kebumen membutuhkan waktu kira2 1,5 jam dan sebelum melintasi nyaris perbatasan Purworejo saya selalu melewati jembatan butuh... dari arah Purworejo saya menengok sebelah kiri, terdapat warung yang lumayan sederhana namun ramai pembeli...warung apakah itu?? ternyata itu adalah warung Dawet, dimana orang2 bisa memesan semangkuk dawet dengan kualitas extra -haha- untuk pelepas dahaga tentunya...saya pernah mencobanya dan hmmm luar biasa uenak rek...pokoke mak nyuuuussss lah... buktikan sendiri!! dimulai dari sejarahnya check it out *gayane* Konon, dawet ireng ini awal mulanya dipasarkan oleh Mbah Ahmad sekitar tahun 1950 di daerah sebelah timur jembatan Butuh, Purworejo. Pembeda dawet ini dengan dawet lain adalah di warnanya yang hitam. Pewarnaan ini adalah dari Oman/Batang Padi yang dibakar, kemudian ditumbuk setelah itu baru dicampurkan ke adonan cikal Dawet, -lebih berasa alaminya- Sedangkan cendolnya dibuat dari sagu bukan dari tepung beras seperti cendol hijau biasa. Pemanis menggunakan gula aren. Sudah terasa lezatnya bukan?? Selidik punya selidik ada keunikan dalam penyajian dawet ireng ini, yaitu pemerasan santan dari parutan kelapa langsung yang dapat dilihat oleh pembeli dan jumlah cendol ireng yang jauh lebih banyak dibanding kuahnya (santan dan air gula aren), kemudian ditambah es, dijamin akan menelan ludah lah haha. Tapi untuk pemerasannya saya tidak melihat waktu itu..saking banyaknya yang beli.... Booming terjadi paska lebaran 2005-an ... Dawet Ireng kemudian menjadi komoditi utama kuliner Purworejo ... sekarang hampir sepanjang jalan mulai Purworejo hingga Kebumen,  tersedia ... "DAWET IRENG KHAS BUTUH" demikian poster/spanduk yang ada disetiap warung yang menjual dawet.... hmmm lezat :) Jangan lupa mampir ke tempat aslinya, tapi jika ramai tanggung sendiri...tapi justru lebih berasa kekeluargaanya :) semangkuk diberandol 2500 aja ......murah banget ga se untuk sebuah warisan budaya yang wajib dipertahankan?? salam super :) http://jeancuk.multiply.com/photos/album/11 http://www.trackpacking.com/blog/dawet-ireng-jembatan-butuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun