Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kendalikan Diri, Kamu akan Menang

11 April 2019   14:06 Diperbarui: 11 April 2019   15:07 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri"

Kehidupan dunia ini akan menempatkan kita dalam dua kondisi. Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, susah atau senang, sakit atau sehat, enak atau tidak enak, sedih atau bahagia.

Sesuatu yang kita suka bisa dipastikan membahagiakan. Begitu pun sebaliknya, yang tidak kita suka akan menimbulkan kesedihan. Rasa senang juga akan menimbulkan kebahagiaan dan sesuatu yang tidak disenangi membuat kesedihan. Bahagia akan membuat sehat dan kesedihan akan menyisakan kesedihan. 

Seorang pehobi mancing akan pergi memancing ikan ketika mempunyai waktu luang. Hal tersebut akan dilakukannya, meskipun harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan spot mancing yang cocok. Dia akan dengan sabar menunggu ikan-ikan menyantap umpan. Bahkan ada yang menghabiskan banyak uang untuk membuat umpan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan suka ria, karena memang senang memancing.

Berbeda dengan orang yang tidak senang memancing. Baginya, menunggu ikan menyantap umpan adalah pekerjaan yang membosankan. Menghabiskan waktu dengan percuma. Dia tidak akan bisa duduk berlama-lama di pinggir sungai atau di kolam pemancingan. Pikirannya juga bisa dipastikan berkecamuk. 

Menurutnya, untuk mendapatkan ikan cukup dengan pergi ke pasar. Ada banyak pilihan ikan, itupun sudah bersih dan tinggal dimasak saja. Tidak perlu menunggu lama, berpanas-panas dibawah trik matahari, dikerubuni nyamuk dan binatang-binatang lainnya. 

Seorang pemancing akan mendapat ikan. Tentunya akan merasa bangga, karena sudah mampu mendaratkan ikan. Apalagi ikan yang didapat dari jenis ikan langkah yang harganya sangat mahal. Misalnya, seorang pemancing di Sungai Musi, Palembang. Mendapatkan ikan belido yang memang sudah hampir punah itu adalah suatu kebanggaan. 

Mungkin orang tersebut akan mengambil handphone dan mengabadikan ikan hasil pancingannya dengan berfoto. Selanjutnya, foto hasil jepretannya akan diupload ke media sosial miliknya. Kisah mendapatkan ikan belido juga akan diunggah ke teman-teman. Atau bahkan ditulis ke dalam blog. 

Sejumlah komentar akan didapat dari teman-teman, setelah melihat postingan dimedia sosial. Sudah bisa dipastikan, komentar sangat beragam. Ada yang datar-datar saja dan mungkin ada juga yang memberikan komentar jauh dari harapan kita. Bukan pujian, justru umpatan. Bisa saja ada yang mengatakan postingan tersebut sebuah kesombongan. 

Apa tanggapan kita ketika ada yang berkomentar tidak seperti yang diharapkan? Marah-marah dan mengeluarkan bantahan atau diam saja dan hanya mengucap istiqfar? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun