Musim kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tengah berlangsung. Partai politik  sedang berusaha menjual program untuk meraih  suara sebanyak-banyaknya.Â
Ragam bentuk promosi dilakukan. Beriklan dimedia massa,baik cetak, elektronik maupun online. Termasuk juga media sosial. Tujuannya hanya satu menarik simpati pemilik suara.Â
Keberhasilan  dalam Pemilu memang dicerminkan dengan jumlah suara yang diraih. Misalnya, satu juta suara, setengah juta suara atau seribu suara.Â
Perhitungan bisa dilakukan mulai dari tingkat TPS (tempat pemungutan suara), kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Jumlah tersebut juga tercermin dengan banyaknya kader partai yang duduk di kursi legislatif.Â
Maknanya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai tersebut tinggi. Masyarakat memandang program Yang diusung sesuai dengan hati nuraninya, sehingga percaya jika memilih partai tersebut harapanya tercapai.Â
Terkait dengan perolehan suara ini, berapa ya perolehan suara pemilik jargon "Tolak Poligami" pada Pemilu 2019 nanti?Â
Partai ini sangat berani menyatakan jati dirinya. Yakni menolak Poligami (kondisi dimana seorang pria beristri lebih dari satu).
Isu poligami tidak seperti isu suap, judi, prostitusi dan korupsi. Dimana prilaku-prilaku ini sudah dipastikan tidak seorang pun berani menyatakan mendukung ketika ditanya satu persatu.Â
Mana ada orang yang menyatakan akan korupsi jika terpilih sebagai anggota legislatif. Tidak pula ada yang berani membela kegiatan prostitusi. Begitu juga dengan suap dan perjudian.Â
Meskipun terkadang, orang yang menyatakan menolak justru menjadi pelaku.Â
Selanjutnya, jika yang dimaksud poligami sesungguhnya, artinya partai ini menyatakan kontra dengan orang-orang yang berpoligami.Â