Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Penulis - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai.Jangan berhenti, jangan merendah, selesaikan pertandinganmu. Kita berkarya untuk keabadian. Sesungguhnya karya adalah anak. Biarkan ia berproses, tumbuh dewasa dan menemukan jodohnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dosa yang Dianggap Pantas: Kesombongan

22 Mei 2020   11:29 Diperbarui: 22 Mei 2020   12:24 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesombongan yang akan dibahas disini bukan tindakan yang ditunjukkan secara eksplisit dalam kehidupan sehari-hari misalnya pamer, mengejek orang karena kelemahannya atau lain sebagainya. Namun kesombongan yang akan dibahas oleh Jerry Bridges adalah ekspresi-ekspresi yang tidak terlalu eksplisit namun menjadi pencobaan yang besar bagi kita. Bentuk-bentuk dari kesombongan tersebut adalah sebagai berikut.

a.  Menganggap diri secara moral.

Kita sering menghakimi orang lain karena telah melakukan pelanggaran moral yang terlihat besar misalnya, kawin-cerai, LGBT, kumpul kebo, prostitusi dan lain sebagainya. Kita melihat mereka dengan perasaan jijik dan menjauhi mereka. Kita selalu menganggap diri kita benar karena kita bisa menjaga diri kita dari dosa-dosa semacam itu. Kita menjadi sombong seakan-akan mereka hina dan kita mulia.

Namun inilah yang sering kita lakukan dan perasaan-perasaan seperti ini juga membuat kita jatuh dalam dosa. Allah menciptakan kita seturut dengan gambar dan rupa-Nya.

Namun dosa merusak-Nya, merusak ciptaan hingga tatanan moral. Kita tidak memiliki alasan untuk membenarkan diri kita. Dalam Roma 3: 9-20 jelas dikatakan bahwa semua orang telah berdosa. Tidak ada lagi yang benar, tidak ada yang mencari Allah namun kecenderungan kita adalah menyeleweng dari kebenaran.

Maka dari itu kita tidak memiliki alasan untuk membenarkan diri. Kita justru harusnya semakin mempererat ketergantungan pada Allah yang sudah melayakkan kita bahkan memperhitungkan kesalahan kita dalam penebusan Kristus. Kita diberi kemampuan untuk hidup benar. Kita tidak lagi dikuasai dosa. Harusnya kita semakin rendah hati karena keberadaan kita semata-mata hanya oleh anugerahnya. Kita harusnya menolong mereka yang jatuh ke dalam dosa  untuk kembali ke jalan kebenaran.

b. Kesombongan karena doktrin yang benar.

Jujur secara pribadi saya tidak luput dari kesombongan ini. Saat ini saya berkuliah di salah satu universitas Kristen yang memegang teguh teologi reformed.

Selama mempelajari teologi terlebih teologi reformed saya percaya doktrin yang diajarkan adalah doktrin yang benar dan membuat saya kadang menjadi superior dari orang lain. Bukan berarti tidak ada kebenaran dalam perspektif yang lain, hanya saja semakin tahu bukannya semakin menyadari keterbatasan dan kekeliruan diri malah menganggap diri lebih benar daripada yang lain. Puji Tuhan, Jerry Bridges mengingatkan saya tentang 1 Korintus 8:1.

Ia tidak menuliskan isi ayat ini dalam bukunya sehingga saya harus membuka Alkitab saya sendiri. Isi ayat tersebut adalah "Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun" wah, saya tertegur sekali dengan ayat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun