Mohon tunggu...
Laksono Dwi Hendarto
Laksono Dwi Hendarto Mohon Tunggu... Freelancer - Bisnis, politik dan olah raga

Sangat Menyukai politik, bisnis dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Money

Pilih Jadi Reseller atau Dropshipper?

1 Januari 2020   14:52 Diperbarui: 1 Januari 2020   14:53 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pilih Jadi Reseller atau Dropshipper? Sebelum memutuskan untuk memilih, pastikan Anda harus tahu dan paham betul apa perbedaan di antara 2 cara jualan tersebut. Setelah Anda tahu dan paham perbedaan Reseller dan Dropshipper, kemudian Anda bisa memilih salah satunya. Satu hal yang pasti, keduanya sama-sama aktivitas yang berkaitan dengan jual beli barang (dagang). Tetapi ada beberapa perbedaan dari keduanya. Nah, Penasaran Apa Saja Perbedaan antara Reseller dan Dropshipper? Yuk, simak perbedaan keduannya dari beberapa sudut pandang di bahasan berikut ini.


1. Cara Kerja Jualan
Reseller adalah orang yang menjual kembali barang yang sudah ia beli dari orang lain. Asal katanya dari Bahasa Inggris Resell yang artinya menjual kembali. 

Dari definisi tersebut, bisa kita pahami bahwa untuk menjadi reseller kita harus membeli barang dulu dari orang lain. Reseller membeli barang dulu dari suplplier atau distributor untuk kemudian dijual lagi ke konsumen.

Sedangkan dropshipper adalah orang yang berjualan dengan sistem dropship. Apa itu dropship?

Dropship adalah sistem jual beli di mana dropshipper tidak perlu membeli barang terlebih dahulu agar bisa jualan. Inilah perbedaan utama antara Reseller dan Dropshipper. 

Tugas dropshipper hanyalah PROMOSI barang saja ke konsumen. Ketika terjadi penjualan, maka dropshipper akan meneruskan transaksi penjualannya ke supplier dan supplier yang akan mengirim barang tersebut ke konsumen.

Setiap terjadi penjualan tersebut, dropshipper dapat komisi penjualan. Bisa dikatakan dropshipper ini seperti makelar. Sepintas menjadi dropshipper lebih mudah dari pada menjadi reseller.

2. Stok Produk
Stok produk ini menjadi perbedaan paling mendasar antara Reseller dengan Dropshipper. Menjadi reseller perlu menyediakan stok barang dengan membeli dulu dari supplier atau distributor. Biasanya pembelian dilakukan dalam jumlah yang cukup besar, agar mendapatkan harga beli yang lebih murah. 

Dengan demikian, reseller bisa mendapatkan margin (profit) yang semakin besar. Sedangkan ketika menjadi seorang dropshipper, Anda tidak perlu menyediakan stok produk sendiri. Artinya tidak perlu keluar modal untuk beli barang terlebih dahulu.

Fokus dropshipper hanyalah promosi atau mencari konsumen sebanyak-banyaknya. Ketika ada orderan, dropshipper langsung meneruskan orderan tersebut dan detail pengiriman barang ke supplier. Kemudian supplier yang melakukan packing-packing barang hingga proses pengiriman barang ke konsumen (pembeli).

3. Modal
Menurut Anda, kira-kira manakah yang memerlukan modal lebih besar? Yups, betul sekali. Menjadi reseller lebih besar modalnya dari pada menjadi dropshipper. Seperti yang sudah dibahas di materi sebelumnya, reseller perlu membeli barang dulu sebelum berjualan. Semakin banyak barang yang dibeli, semakin besar modal yang dikeluarkan. Sementara itu, menjadi dropshipper modalnya cukup pulsa atau paket data internet saja. Dan paket data internet di era digital seperti sekarang sudah bisa kita katakan sebagai kebutuhan wajib hampir setiap orang.
Jadi, menjadi dropshipper bisa kita katakan tidak memerlukan modal sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun