Mohon tunggu...
Ranto Sibarani
Ranto Sibarani Mohon Tunggu... Advokat/Pengacara -

Ranto Sibarani adalah seorang Advokat/Pengacara. Saat ini sedang menyelesaikan study Pascasarjana Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara. Selain aktif sebagai Konsultan Hukum, juga aktif sebagai Tenaga Ahli di Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Orang Batak Marah, Saham Perusahaan Bubur Kertas Ini Anjlok Tajam

27 Juni 2015   12:49 Diperbarui: 27 Juni 2015   12:49 6114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlawanan tersebut kemudian berlanjut di daerah sekitar TPL, masyarakat Lumban Sitorus juga konsisten melakukan aksi massa menuntut TPL hengkang dari Tano Batak dan mengembalikan tanah adat mereka. Jalin d Toba juga mendesak DPRD Sumut untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat  (RDP) dengan memanggil perusahaan perusak lingkungan tersebut, akhirnya terselenggaralah RDP pada tanggal 7 Februari 2015, yang merekomendasikan dibentuknya Pansus untuk kerusakan lingkungan di kawasan danau toba tersebut, namun sampai tulisan ini dibuat (Juni 2015) Pansus tersebut belum ada tindak lanjutnya, malah beberapa media memberitakan adanya perkelahian antara anggota dewan di Fraksi Demokrat Sumatera Utara yang disebut-sebut terkait dengan “kue” batalnya pansus tersebut. Baru-baru ini, warga yang marah ini kembali melakukan aksi massa ke Gedung Uniland Medan, pada tanggal 29 Mei 2015, pada saat yang sama TPL menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham di gedung tersebut.

Meskipun aksi-aksi massa orang batak tersebut memang belum mampu merebut perhatian sang Presiden, namun pasar saham merespon tuntutan tersebut dengan cepat. Tidak tanggung-tanggung, harga saham TPL yang berkode “Toba Pulp Lestari Tbk. (INRU.JK)” anjlok tajam, dari harga 1000 per lembar pada tahun 2014, menjadi 415 per lembar pada Bulan Mei 2015. Penurunan ini mencapai 50% lebih, hal ini pasti berkaitan dengan marahnya orang batak dan naiknya Jokowi sebagai Presiden yang paling berpeluang menutup TPL di kawasan Danau terbesar tersebut.

Penurunan harga saham yang drastis ini disinyalir membuat TPL panik, hal ini bisa dilihat dari massifnya pihak manajemen perusahaan yang juga diisi oleh orang batak (Hal ini merupakan strategi perusahaan memecah perlawanan orang batak) mengundang siapa saja yang mau diajak “jalan-jalan” ke perusahaan tersebut. Anehnya, siapapun yang diajak “jalan-jalan” tersebut seakan-akan terkena lupa ingatan akan perlawanan dan kemarahan orang batak. Mereka yang “jalan bergandengan” dengan TPL tersebut ramai-ramai menyebut bahwa TPL tidak merusak lingkungan. Dengan adanya politik pecah belah ini, dan dengan terus menerusnya TPL menebangi pohon di Kawasan Danau Toba, kemarahan orang batak ini diyakini akan terus membesar sampai TPL tutup. #ransibar

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun