Mohon tunggu...
Rani Yulianty
Rani Yulianty Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Moms two kids

Blogger, penulis buku cerita anak, pebisnis

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bandrek yang Menghangatkan, Surabi Mengenyangkan

29 Mei 2015   13:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_386166" align="aligncenter" width="376" caption="secangkir bandrek hangat di malam yang dingin"][/caption]

Udara lembang yang dingin malam itu membuat saya yang sedang dibonceng oleh suami di sepeda motor merasa kelaparan. Ya, malam itu, saya dan suami ada urusan menemui seseorang di Lembang. Urusan penting, sehingga saya yang baru pulang kerja harus langsung pergi ke Lembang bersama suami. Alhamdulillah, orang yang selama ini sulit ditemui, malam itu kami bisa menemuinya. Urusan pun setengah selesai. Kami pun langsung pulang sambil menahan hawa dingin yang menusuk tulang.

“Ayah, kayaknya kalau minum bandrek enak, nih,” celoteh saya di sela-sela menahan hawa dingin.

“Iya, bener. Kalau ayah sih agak lapar. Gimana kalau kita mampir ke tempat surabi, udah lama juga kita nggak makan surabi,”

“Ayok,” sambutku antusias.

Motor pun melaju kencang menuju tempat yang kami tuju, warung surabi Setiabudhi, di Jalan Setiabudhi-Bandung. Sebenarnya tempat ini tidak layak disebut warung karena tempatnya yang cukup luas untuk kami makan. Tempat ini juga tidak hanya menyediakan surabi tapi juga berbagai menu bakso. Hehehe…surabi dan bakso paduan yang sama-sama mengenyangkan. Karena tujuan kami memang ingin makan surabi, jadi kami hanya memesan surabi dan minuman hangat.

[caption id="attachment_386167" align="aligncenter" width="376" caption="Para pekerja sibuk membakar adonan surabi di atas cetakan"]

14328798881999318236
14328798881999318236
[/caption]

Selama menunggu pesanan, saya memperhatikan api di tungku yang sedang memasak surabi. Tangan-tangan lincah para pembuat surabi sedang anteng memasukkan adonan ke dalam cetakan surabi yang terbuat dari tanah. Adegan ini mengingatkan saya pada saat awal-awal saya mengenal kue khas Bandung ini. Dulu, saat pertama kali menginjakkan kaki di kota yang dikenal Parisj Van Java ini, saya belum mengenal kue surabi. Maklum, surabi bukanlah makanan khas dari daerah saya, walaupun kota tempat saya tinggal tidak jauh dari Bandung. Nah, sewaktu kuliah saya juga ngekos di jalan Setiabudhi, lokasi yang dekat dengan kampus saya. Zaman kuliah dulu yang terkenal adalah Surabi Enhai. Ceritanya di depan kampus Enhai, berdiri tenda penjual surabi. Uniknya, yang membuat surabi adalah mahasiswi-mahasiswi Enhai yang cantik-cantik. Penyajian surabi tidak tradisional seperti yang dijual di pinggir-pinggir jalan pada umumnya, melainkan surabi dengan berbagai toping khas modern. Memang, jenis surabi yang dijual tidak sebanyak sekarang, tapi cukup unik pada zaman itu, ada surabi keju, surabi sosis, surabi coklat, dan lain-lain. Warung tenda itu selalu penuh pengunjung, yang umumnya mahasiswa sekitar. Pada saat itu, surabi yang dijual harganya lebih mahal daripada surabi yang dijual pada umumnya di pinggir jalan. Tapi, sangat lakuuu, kalau mau beli harus nunggu antrean panjang.

[caption id="attachment_386168" align="aligncenter" width="423" caption="surabi hijau kinca kepala dan surabi telur mayonaise"]

1432879983408596750
1432879983408596750
[/caption]

Namun, sekarang tenda jualan itu sudah nggak ada. Sekarang, ada beberapa tempat makan surabi dengan interior rumah makan yang ditata rapi. Bukan lagi tenda kaki lima. Saya juga tidak tahu, warung surabi mana yang sejarahnya surabi enhai. Hehehe… yang jelas, malam itu saya mampir ke warung surabi yang paling penuh pengunjungnya. Yah, warung surabi Setiabudhi lumayan unik konsepnya, dengan lokasi pembuatan surabi di bagian depan, sehingga para pengunjung bisa melihat proses pembuatan surabi. Kemudian, surabi pesanan saya dan suami pun datang. Saya yang ingin merasakan rasa original memesan surabi hijau kinca kelapa, sementara suami memesan surabi telur mayonnaise. Minumannya, saya memesan bandrek dan suami memesan susu coklat. Malam itu, saya dan suami menikmati makan malam mengenyangkan surabi yang lembut dan manis ditemani secangkir bandrek yang menghangatkan badan. Perut kenyang badan pun hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun