Kisah ini di mulai, ketika aku pergi bersama keluargaku ke tempat nenekku tinggal,kampung desa bojong gede.Â
"Jangan lari anak-anak nanti jatoh... " larang ibu pada ku dan adik laki-laik ku.Â
 gebrukk
"aduh...sakit" ucap adikku, dengan tangisan diwajahnya. adik ku tersungkur ke tanah.Â
"ibu kan sudah bilang... jangan lari, ngeyel si" bentak ibu, sambil membantu membangunkan adikku.Â
namanya Ben di adalah adik laki-laki ku yang keras kepala jika di beri nasehat dan namaku lila
"senang rasanya bisa berkunjung kembali ke rumah nenek, yang suka cerita hal-hal tentang kehidupan
sore itu dingin menyelimuti  sekujur tubuhku, karena hujan. setelah beberapa jam hujan turun,akhirnya hujan sudah cukup reda dan malam mulai menampakkan dirinya, kami semua berkumpul bersama di ruang keluarga bersama nenek.Â
ketika ditengah- tengah pembicaraan  nenek mulai melakukan kebiasaannya, yaitu bercerita tentang artinya kehidupan dan pembelajaran yang dapat diambil dari sebuah peristiwa.Â
"dulu" ucap nenek dengan muka yang penuh dengan keseriusan.Â
"Ada seorang ayah yang memiliki 4 orang anak, Dia ingin 4 anaknya belajar untuk tidak menilai terlalu cepat. lalu dia menyuruh ke empat anaknya untuk datang melihat sebuah pohon apel di luar kota. Anak pertama disuruh ke sana saat musim dingin, Anak ke-2 saat musim semi, ke-3 saat musim panas, Dan ke-4 saat musim gugur. ketika semua anaknya sudah melihat pohon itu mereka berkumpul.