Mohon tunggu...
Rani Lestari
Rani Lestari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Farmasi dalam Menyongsong Indonesia Sehat 2025

14 Januari 2018   09:24 Diperbarui: 14 Januari 2018   09:38 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat, konsekuensinya tuntutan msayarakat terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat. Termasuk pelayanan informasi obat dan pengawasan obat masih kurang. 

Masih banyak apotik yang tidak menyediakan apoteker sebagai penanggung jawab obat yang disediakan apotek tersebut. Masih banyak pula obat-obatan yang tidak dapat diperjual belikan dengan bebas dapat dengan mudah ditemukan dipasaran. Obat yang tidak seharusnya dapat diperoleh tanpa resep kini sangat mudah ditemukan.

Sebaliknya industri farmasi dan ilmu pengetahuan farmasi makin diminati karena memberikan peluang yang lebih besar.

Apa saja perubahan-perubahan yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan farmasi?

 Apoteker harus terlibat lebih besar dalam sistem pelayanan kesehatan umum dan penggunaan obat sesuai latar belakang akademisnya. Dalam kurikulum farmasi tradisional, penekanan kurikulum lebih sering pada aspek teknis kefarmasian bukan pada praktek profesional. 

Tekanan di belakang perubahan pendidikan farmasi banyak variasinya dan meningkat dalam jumlah serta intensitasnya. Kekuatan ekonomi dan politik yang besar telah mempengaruhi sistem kesehatan di banyak negara dan juga mempunyai pengaruh pada praktek kefarmasian . Sebagai hasilnya adalah diperlukan perubahan radikal dalam pendidikan kefarmasian. 

Peran dan fungsi apoteker serta staf kefarmasian perlu dikaji kembali dan dampak pendidikan beserta kurikulum farmasi harus didefinisikan kembali secara jelas. Penggunaan dampak akan menolong pengembangan kurikulum. 

Perubahan pendidikan farmasi tidak hanya memerlukan revisi dan restrukturisasi kurikulum tapi juga suatu komitmen pada pengembangan fakultas untuk menyiapkan dosen-dosen guna mendidik apoteker dalam bentuk yang berbeda. Untuk menigkatkan kualitas lulusan-lulusan farmasis itu sendiri.

Apoteker harus berada di dalam pelayanan kefarmasian seperti apotek, instalasi farmasi, praktek bersama serta puskesmas.

produksi sediaan farmasi juga harus diperhatikan. Diantaranya industri obat, industri kosmetik, serta industri lainnya yang terlibat.

Bagaimana mutu pelayanan kesehatan yang baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun