Mohon tunggu...
Rania Annisa
Rania Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Perbankan Syariah UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Akhir Sang Pejuang Bangsa. Apakah Sangkutannya dengan Pancasila?

7 Oktober 2022   21:49 Diperbarui: 7 Oktober 2022   21:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filosofi negara Indonesia, yang dikenal sebagai Pancasila, didasarkan pada lima prinsip: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

30 September, sering dikenal sebagai G30S PKI, adalah malam yang mematikan pada tahun 1965. G30S PKI dapat memenuhi syarat sebagai aksi makar terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Gerakan ini berusaha menggantikan Presiden Soekarno dengan seorang komunis dan merebut kendali pemerintah. Dipa Nusantara, juga dikenal sebagai DN Aidit, menjabat sebagai pemimpin PKI.

Awal mulanya berasal dari tahun 1914, ketika Henk Sneevliet menciptakan ISDV, juga dikenal sebagai asosiasi Partai Sosial Demokrat India. Partai Pekerja Sosial Demokrat dan Partai Sosial Demokrat, dua organisasi sosialis Belanda yang aktif di Hindia Belanda, menyumbangkan 85 anggota untuk ISDV pada saat pendiriannya. Memperkenalkan Marxisme dan komunisme ke dalam perjuangan nasionalis Indonesia adalah salah satu tujuan Sneevliet. Salah satu strategi yang ia gunakan untuk mencapai tujuannya adalah memulai percakapan dengan perusahaan kereta api Semarang. Selanjutnya, Sneevliet menyebarluaskan komunisme melalui Sarekat Islam (SI), sebuah kelompok yang cukup besar di Indonesia pada saat itu. Melalui Semaun, Alimin, Darsono, dan tokoh-tokoh SI lainnya, Sneevliet berbagi wawasannya. Semaun terpesona dengan Sneevliet saat mereka bertemu pada tahun 1914, dan dia juga tertarik membaca dan berbicara bahasa Belanda. Semaun dengan cepat naik ke posisi sekretaris untuk ISDV di Surabaya. Sneevliet kemudian bertemu Darsono, anggota SI lainnya, pada tahun 1917, dan keduanya akhirnya menjadi teman.

Dalam evolusi mereka, Semaun dan rekan-rekannya ingin memodifikasi perang Sarekat Islam melawan Komunis. Namun, hingga akhirnya terjadi perpecahan, anggota SI lainnya tidak langsung menyetujui hal tersebut. Pembagian Sarekat Islam menjadi kubu SI Merah (komunis) dan SI Putih (religius) menyebabkan terciptanya PKI . Semaun menyelenggarakan konferensi ISDV di Semarang pada Mei 1920 dengan bantuan komunis dan anggota SI Merah.

Akibatnya, Uni Komunis India (PKH), yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono sebagai deputi, mengambil nama ISDV. Di sisi lain, masyarakat Belanda menjabat sebagai sekretaris dan bendahara. Konferensi Komintern Kelima, yang diselenggarakan oleh PKH empat tahun kemudian pada tahun 1924, menghasilkan perubahan nama PKH menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sejak itu, PKI telah berjuang melawan kolonialisme Belanda untuk memenangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, PKI terkenal dengan penentangannya yang ekstrem dan anarkis terhadap kolonialisme Belanda. PKI telah berpartisipasi dalam berbagai pemberontakan sejak didirikan, salah satunya adalah peristiwa PKI Madiun pada tahun 1948. Pada 20 September 1948, Kolonel AH Nasution melakukan tindakan represif.

Tak satu pun dari orang Indonesia di Madiun yang terhalang untuk mendukungnya oleh pemberontakan PKI. PKI mencalonkan diri pada tahun 1955 dan berada di urutan keempat. Dua tahun kemudian, partai politik musuh Masyumi menuntut agar PKI dilarang. Ribuan pejabat PKI akan ditahan oleh Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang baru saja dibentuk. Soekarno, seorang politisi yang condong ke kubu kiri, mendirikan undang-undang darurat setelah mengetahui tragedi itu. Soekarno menciptakan slogannya Nasakom pada tahun 1960 yaitu (nasionalisme, agama, komunisme).

Organisasi anti-komunis mewaspadai tindakan PKI dan penyebaran doktrin komunis. Daya saing elit politik nasional semakin meningkat dengan aksi ini. Penyebaran cerita tentang Kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Umum Angkatan Darat di lingkungan itu adalah kontributor utama ketidakpercayaan tersebut. Letkol Kolonel Untung, komandan batalyon I Resimen Cakrarabirawa, sebuah unit khusus yang mendampingi presiden, memerintahkan pasukan tentara untuk terlibat dalam pertempuran kekerasan di Jakarta sebagai tanggapan atas tuduhan ini. Unit ini meninggalkan wilayah Lubang Buaya. Dari Kamis, 30 September 1956, hingga Jumat, 1 Oktober 1965, peristiwa ini berlangsung pada tengah malam. Pada 30 September, sebuah manuver terjadi pada Operasi Takari, kudeta. Mereka menculik dan membunuh perwira militer senior.

Di antara enam jenderal yang tewas dalam insiden PKI G30S adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani yang anumerta, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo. Salah satu jenderal yang selamat dari serangan PKI adalah AH. Nasution. Tetapi Ade Irma Suriyani Nasution, putrinya, terlalu jauh untuk diselamatkan. Sementara itu, G30S PKI Mayor Muryono di Yogyakarta bertanggung jawab atas kematian dua tentara: Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono. Korem 072/Yogyakarta dikomandoi oleh Kolonel Katamso. Kepala staf Korem adalah Letnan Kolonel Sugiyono. Mereka berdua diculik dan ditemukan di desa Kentungan, yang terletak di utara Yogyakarta.

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa Pancasila tidak mengajarkan atau memahami komunisme. Karena tidak mungkin untuk menggabungkan dan mengubah hal-hal yang berlawanan. Karena negara Indonesia dan akarnya tidak sesuai dengan filosofi ini, ia juga tidak memiliki tempat di Ibu Pertiwi, seharusnya tidak mungkin melakukannya, dan pernah dikhianati oleh PKI dengan beralih kendali atas pemerintahan yang sudah mapan. Peristiwa G30S PKI telah menjadi bahan diskusi yang banyak dibahas hingga saat ini termasuk dalang dari peristiwa ini karena banyak cerita yang tidak sejalan dengan apa yang telah kita pikirkan. Pemerintah Orde Baru, yang memiliki ideologi anti-komunis yang kuat, bertanggung jawab untuk sejarah peristiwa-peristiwa penting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun