Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Mengatasi Sifat Nggak Enakan

4 Juli 2025   11:26 Diperbarui: 4 Juli 2025   22:32 8840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sikap nggak enakan untuk menolak bisa membuat stress. Foto: pexels.com/Antoni Shkraba Studio

Apakah kamu termasuk orang yang nggak enakan? Melakukan sesuatu yang sebenarnya nggak mau dilakukan, tapi tetap dilakukan karena nggak enak kalau nolak atau cuma buat menyenangkan orang lain. Padahal, jauh di dalam hati, kamu merasa nggak nyaman. 

Alasannya beragam, mungkin kamu nggak mau mengecewakan orang lain, takut dianggap egois atau merasa bersalah kalau menolak. Apalagi karakter orang Indonesia yang menjunjung tinggi budaya Timur, mudah merasa nggak enakan atau kata orang Jawa, pekewuh. 

Lama-lama, kamu jadi orang yang serba sungkan. Takut menyakiti hati orang, takut dibilang nggak sopan, takut dianggap beda. Akhirnya nggak bisa menyatakan pendapat, jadi minderan dan pelan-pelan mulai kehilangan arah. Bukannya jadi diri sendiri, tapi malah sibuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang lain.

Padahal kamu tahu, ini merugikan dan bukan hidup yang kamu mau. Dalam hati, kamu ingin merasakan pengalaman baru dan berani mengambil keputusan sendiri. Tidak hanya jadi yes person yang mengikuti keinginan orang lain. 

Mengapa sifat nggak enakan ini bisa muncul? Apa dampaknya? Dan bagaimana cara mengatasi sikap ini. Yuk, kita bahas.

Mengapa Memiliki Sifat Nggak Enakan?

Seseorang yang memiliki sifat nggak enakan biasanya tidak punya opsi lain, selain mengikuti kemauan dan ekspektasi orang lain. Hanya menjadi apa yang orang lain mau bukan apa yang diinginkan. Misalnya meminjamkan charger ke temen, padahal baterai HP mu juga lagi sekarat. Atau yang lebih parah, bertahan di hubungan yang toksik, hanya karena nggak mau bikin pasanganmu sedih dan kecewa. 

Bisa juga karena untuk menghindari konflik dengan orang lain. Kamu malas menghadapi pertentangan dengan orang lain, malas bikin orang kecewa, dan merasa lebih aman kalau semuanya baik-baik aja, bahkan kalau itu berarti kamu yang harus mengalah terus.

Banyak kasus bermula dari pola asuh di rumah. Sejak kecil terbiasa harus melakukan ini-itu, harus ikut les ini atau pilih jurusan kuliah. Sedangkan pilihan-pilihan kamu sendiri jarang dianggap serius. Sedikit-sedikit diremehkan. Untuk menghindari pertentangan, kamu harus nurut sesuai yang mereka harapkan. 

Dan ini terbawa sampai dewasa. Entah itu di lingkungan sekolah, kantor sampai lingkungan sosial. Kamu jadi sulit untuk menyatakan pendapat atau opinimu sendiri karena takut perdebatan, jadi lebih memilih main aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun