Mohon tunggu...
Rangga Yudhika
Rangga Yudhika Mohon Tunggu... -

Hati seorang Indonesia, pecinta backpacker style dan fotografi\r\n...because life is a journey\r\nwww.ranggayudhika.wordpress.com\r\n@ranggayudhika

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Demam Natal di Negara Tujuh Ribu Pulau

4 Januari 2013   08:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Christmas fever alias demam Natal langsung terasa begitu mendarat di Ninoy Aquino International Airport, bandara Metro Manila, ibukota Filipina. Iringan lagu dan sapaan crew pesawat turut memeriahkan sensasi Natal yang spesial di negara dengan lebih dari 7,000 pulau ini. Begitu banyak terlihat pohon-pohon Natal yang dihias dengan indahnya. Tidak perlu ditanyakan juga suasana meriah di Makati City, salah satu kota dari provinsi Metro Manila. Hampir semua hotel dan gedung pencakar langit yang megah dihias dengan begitu indahnya.

Season greeting memang terasa begitu kental ketika kita berada di dalam lingkungan tersebut. Bahasa kerennya G.K. Chesterton, “The traveler sees what he sees. The tourist sees what he has come to see.”

Pernah merayakan Nyepi di Bali benar-benar salah satu pengalaman yang luar biasa, dari mulai merayakan arak-arakan ogoh-ogoh hingga silencio alias keheningan satu hari penuh. Merupakan satu impian lain bisa merayakan dan menikmati sensasi Natal di negara yang 80 persen penduduknya beragama Katolik ini. Tidak heran kalau lagu-lagu Natal juga terdengar hampir di seluruh stasiun LRT dan MRT serta di dalam taxi.

Merayakan Bersama Keluarga
Kalau di indonesia kita heboh dengan mudik Idul Fitri, di Filipina situasi serupa juga terjadi ketika Natal. Empat terminal airport yang begitu ramai memang menujukkan bahwa Manila merupakan kota dengan bandara-bandara yang begitu sibuk khususnya di Christmas time seperti ini.

Sepanjang hari menjelang Christmas Eve, sapaan selamat Natal pasti diucapkan hampir semua orang dari mulai penjaga toko, pengemudi taxi hingga pengemudi paddycab (taxi sepeda seperti becak). Yang lebih menyentuh lagi, sesama pengemudi jeepney (angkot di Filipina), taxi maupun paddycab akan saling mengucapkan Merry Christmas ketika berpapasan. Jangan kaget juga kalau mereka bisa bilang ke kita "Merry Christmas my friend."

Pengemudi taxi juga tidak segan-segan untuk meminta Christmas gift, dari mulai meminta pengembalian 10 hingga 20 peso sebagai hadiah untuk mereka, hingga meminta dengan hormat kerelaan uang tambahan. Selama cara itu baik dan sopan, rasanya tidak ada salahnya berbagi sedikit rejeki yang mungkin menjadi Christmas gift bagi keluarga mereka.

Dalam untaian kasih, kita memang lebih bisa menaruh rasa hormat penuh persaudaraan.

Pusat perbelanjaan juga sangat ramai diisi oleh mereka yang sedang membeli makanan maupun menyiapkan Christmas gift. Maklum sebagai negara kolonisasi Inggris, Amerika serta Spanyol, Filipina memiliki nilai budaya barat yang kental seperti Christmas dinner. Ada satu pengemudi taxi saya yang katanya baru saja kehilangan Ibunya beberapa bulan lalu dan kali ini merupakan Natal pertama tanpa Ibunya. Biasanya Ibunya yang selalu menyiapkan Christmas dinner keluarga besarnya.

Kekudusan Kebaktian Natal
Saya dan @vertien99 juga melengkapi kekudusan misa Natal ini dengan mengikuti misa di St John Bosco Parish church. Pengalaman spiritual luar biasa melihat antusiasme umat Katholik di Filipina. Mereka begitu menghayati perayaan meskipun harus berdiri selama kebaktian di tengah gereja yang begitu penuh. Setelah kebaktian ternyata saya baru tahu bahwa masih banyak umat yang lain mengikuti kebaktian di luar gereja. Ketika sudah selesai mereka semua berhamburan meninggalkan gereja seperti konser yang telah selesai.

Saking respeknya masyarakat Filipina dengan agama Katolik mereka, di setiap mobil taxi ada ornamen-ornamen Katolik seperti salib. Saking dekatnya umat Katolik dengan para pemimpin agama mereka, Pastor disana juga tidak disebut sebagai Romo atau Pastor seperti di Indonesia, tapi semua orang menyebut mereka sebagai Father. Kabarnya Father di Filipin ini juga sangat dikagumi dan gaul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun