Mohon tunggu...
Rangga Perkasa
Rangga Perkasa Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar SMK Telkom Malang

oke

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Media Sosial Kawan atau Lawan bagi Demokrasi?

1 Agustus 2020   23:26 Diperbarui: 1 Agustus 2020   23:30 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di zaman sekarang media sosial tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. mengapa media sosial terlihat begitu penting bagi manusia? karena manusia sekarang sudah menggunakannya setiap hari dengan alasan sebagai hiburan, mencari informasi, dll.

Banyak kebijakan yang "terpengaruh" dengan iklim dan tren di media sosial. Pengaruh media sosial yang begitu masif ini tentu menarik untuk dikaji lebih dalam mengingat begitu besarnya kekuatan yang dimiliki dan banyaknya kelompok kepentingan yang memainkan peran signifikan dalam wadah media sosial di dunia maya. 

Akhir akhir ini kita juga sering digemparkan dengan kemunculan berita hoax,penggiringan opini,dll. Hal ini yang perlu diwaspadai ketika kita menggunakkan media sosial.

Kita perlu bijak dalam mengolah informasi, ketika menerima ataupun mendapat informasi, dengan cara "saring sebelum Shareing". metode tersebut bisa menghindarkan bangsa kita dari terpecah-belah,dan bisa mendengarkan opini atau pandangan yang berbeda dari orang lain.

Hoax di sini bukanlah merupakan bagian dari demokrasi karena jika diteropong lewat pendekatan kebebasan memperoleh informasi (freedom of information), masyarakat perlu memiliki informasi yang lengkap dan terbuka untuk mengambil keputusan dalam pelbagai aspek kehidupannya.

Apa yang akan terjadi jika informasi yang ingin dijadikan pegangan ialah informasi yang tak akurat, sengaja dipelintir ataupun difabrikasi? Hoaks ini racun bagi suatu kebebasan memperoleh informasi, sementara kita sering mendengar bahwa kebebasan memperoleh informasi adalah oksigen bagi demokrasi.

Dalam bermedia sosial, seringkali kita menemukan berita mengenai politik dan demokrasi di media sosial. Contohnya berita tentang kasus dugaan perusakan bendera merah putih di depan asrama mahasiswa Papua yang terjadi di Surabaya.

Banyak berita yang tersebar mengenai hal ini. Dimana dalam kejadian tersebut terdapat  rasisme yang ditujukan kepada para penghuni asrama yang dimana merupakan para mahasiswa asal Papua. Hal ini semakin memperkeruh konflik, tidak hanya dikalangan mahasiswa Papua di Surabaya saja, namun juga menimbulkan emosi dan kekhawatiran seluruh mahasiswa papua. 

Dari kasus diatas kita bisa belajar bahwa kita tidak boleh bermedia sosial seenaknya, karena Media sosial akan membawa hal positif jika digunakan secara bijak dan benar, sebaliknya media sosial akan membawa hal negatif jika kita tidak bijak dalam bermedia sosial.

Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda yang berpendidikan harus bijak dalam menyaring berita berita yang muncul termasuk tentang demokrasi dalam pemerintah. Dengan demikian kita sudah mencerminkan  kehidupan demokrasi  yang sesuai pada dasar negara pancasila dan UUD 1945. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun