Mohon tunggu...
RANGGA NUGRAHA
RANGGA NUGRAHA Mohon Tunggu... Akuntan - Hi There
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

This is me

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Sudah Amankah Data Peserta Vaksin Indonesia? Ketua DPR Angkat Bicara

28 Juli 2021   14:23 Diperbarui: 28 Juli 2021   15:21 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkuaknya kebocoran data pribadi di Indonesia sudah beberapa kali jadi pemberitaan di tahun-tahun belakangan. Isu ini, di mana berjuta - juta data masyarakat dijual secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab, menyedot perhatian masyarakat dan turut mengusik rasa aman. Bagaimana dengan data vaksin, yang tentu begitu menggiurkan bagi para penjahat siber yang tak bertanggung jawab?

Pada Mei 2020 lalu, data pasien Indonesia yang pernah menderita Covid-19 di Indonesia diduga telah dicuri dan dijual di forum dark web. Data itu termasuk nama, status kewarganegaraan, tanggal lahir, umur, nomor telepon, alamat rumah, Nomor Identitas Kependudukan (NIK), dan alamat hasil tes Covid-19.

Tak berhenti di sana, masih di bulan yang sama, data 2,3 juta warga dan pemilih Indonesia diduga bocor di forum RapidForums. Hal ini diungkap oleh akun @underthebreach. Penjual data mengaku mendapat data ini secara resmi dari oknum yang mengaku berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU); ia menjual data itu dalam bentuk PDF, yang berisi: Nama, alamat, nomor induk kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK), serta informasi pribadi lainnya.

Pada waktu berdekatan terjadi juga insiden di mana 13 juta akun pengguna Bukalapak yang bocor dan dijual pada forum hacker RaidForums. CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menegaskan bahwa 13 juta data akun yang bocor tersebut merupakan data yang sama saat 13 juta data akun Bukalapak dijual oleh peretas asal Pakistan yang bernama Gnosticplayers. Data yang ditampilkan mulai dari email, nama pengguna, password, waktu login, email Facebook, alamat pengguna, tanggal ulang tahun, hingga nomor telepon.

Insiden serupa terjadi di marketplace yang berbeda, yakni Tokopedia. Ia dilaporkan mengalami peretasan, bahkan jumlahnya diperkirakan mencapai 91 juta akun dan 7 juta akun merchant berupa: User ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone dan password yang masih tersandi. Semua dijual di dark web dengan harga US$5.000 atau sekitar Rp 74 juta. Bahkan ada hampir 15 juta akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa diunduh.

Kasus terbaru, muncul pada 2021 - tak kurang dari 279 juta data penduduk di Indonesia bocor dan dijual di forum online Raid Forums. Oknum penjual data ilegal itu merupakan anggota forum online Raid Forums, dengan nama akun "Kotz". Data tersebut berisi info pribadi seperti: NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, dan gaji. Dari data 279 juta orang tersebut, 20 juta di antaranya disebut memuat foto pribadi.

Menurut pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, kebocoran data bukan hal tabu. "Hal yang tabu adalah kalau datanya sudah bocor tetapi tidak belajar dari kesalahan dan tetap mengulangi kesalahan yang sama. Itu yang harus diubah," tegasnya.

Melihat fenomena berulang ini, tampaknya peraturan mengenai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) harus segera disahkan agar kita punya dasar dan pedoman resmi yang bisa digunakan pihak terkait sehubungan dengan pengelolaan data.

Cegah kebocoran data vaksin

Belajar dari sejumlah kasus kebocoran data ini, Ketua DPR Puan Maharani pun menyatakan pemerintah harus waspada terkait data vaksinasi. Ia mengungkapkan bahwa semua prosedur dan teknis prosesi vaksinasi yang dilakukan pemerintah pusat, dewasa ini berpotensi menjadi celah bagi kebocoran data pribadi warga yang harus segera dicegah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun