Mohon tunggu...
Randy Ramadhan
Randy Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Randy Ramadhan adalah seorang penulis, podcaster, programmer dan suka Filsafat. Penulis buku Surat Untuk masa depan (Penerbit El-Markazi, 2021) dan Bertanya tentang hidup (Penerbit El-Markazi, 2022). Kegiatan aktif di bidang Podcast Hidup dan Waktu, eksperimen projek dan untuk melatih logika berpikir dan merefleksikan dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sugesti Manusia adalah Segalanya dari Kehidupan Ini

2 Oktober 2022   10:44 Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:53 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa saya memasukan agama disini? tidak lain karena kebanyakan sugesti berasal dari agama. Dengan agama kita dapat melakukan apapun, menjadi manusia super, kaya raya dan selalu termotivasi dalam hidup, inilah bentuk sugesti paling besar untuk setiap individu. Saya tidak menyudutkan agama namun kebalikannya, Saya memuji kekuatan agama yang dapat mempengaruhi sugesti manusia.

Namun cara kita menggunakan agama inilah yang merusak agama sendiri, dengan dibungkus budaya, radikasisasi dan hal yang sejenisnya, sugesti yang dikeluarkan agama sangat berbahaya dan malah merusak diri atau bahkan lingkungannya. 

Misalnya seperti terrorisme bom bunuh diri, dengan embel embel sugesti bahwa akan mendapatkan kebahagiaan di alam abadi nanti, maka mereka melakukannya, sehingga banyak korban berjatuhan. Inilah dampak sugesti manusia dengan agama.

Inti dari hal ini adalah bagaimana cara kita bersugesti, sugesti dengan apa diluar dari diri kita tidak dapat diketahui kebenarannya, terlalu banyak pilihan dan terlalu banyak pilihan yang teradikalisasi menyebabkan orang orang terus menerus masuk kedalam jurang yang sama, yang disugestikan bahwa itu baik.

Sehingga bagaimana cara menyelesaikan masalah ini? filsafat filsafat seperti stoikisme dan minimalisme adalah awal yang harus kita coba, memisahkan segala bentuk alat dan melepas kebergantungannya pada diri kita, sehiggga kita dengan mungkin dapat pelan pelan menjadi dewasa sejati.

Dewasa sejati dalam lingkup ini artinya, kita telah lepas dari segala faktor emosi, seperti kebahagiaan dan kesedihan, sehingga kita tidak perlu kecanduan dengan segala hal di luar dari diri kita. 

Dan kitalah yang mengatur kapan kita bahagia dan kapan kita sedih, bukan dari faktor eksternal. Namun bukan berarti dewasa tidak membutuhkan apapun, namun dewasa tau bahwa itu alat, tidak kekal dan itu bukanlah sumber kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun