Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulislah Secara Sederhana tapi Mengena, Bagaimana Caranya?

5 Juni 2023   16:27 Diperbarui: 6 Juni 2023   05:40 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Menulis sebenarnya tidak mudah-mudah amat, akan tetapi juga tidak terlalu sulit dilakukan. Mengapa tidak mudah? Karena menulis membutuhkan bahan dan inspirasi, bukan hanya sekadar riset atau teori melainkan apa yang ingin ditulis. Jadi, tidak asal-asal atau semaunya kita saja. Menulis tidak sulit karena sama seperti cara berkomunikasi lainnya yaitu bicara spontan, semata-mata hanya berbeda cara, katakan saja apa yang kita ingin komunikasikan, hanya saja bukan lewat mulut dan lidah, melainkan melalui ketikan atau tulisan.

Sayangnya, masih ada saja yang sering saya perhatikan sangat sering terjadi akan tetapi seringkali diabaikan para penulis, misalnya beberapa hal-hal kecil sebagai berikut:

1. Mengabaikan ejaan, pemakaian tanda baca dan kaidah penulisan yang benar. Berbagai alasan digulirkan, antara lain tidak sengaja, pembaca 'toh tidak peduli, tidak mengerti dan lain sebagainya. Hal ini sangat disayangkan. Tentunya bukan hanya ingin menyampaikan makna atau pesan dan amanat, penulis juga tentunya ingin agar tulisannya bisa dikoleksi, dijadikan patokan atau standar (paling tidak bagi para calon penulis lainnya) serta tentu saja rapi dan enak dipandang. Mendidik para pembaca, membuat bangga, serta tentunya layak baca. Koreksilah karya tulis sesering mungkin dan jangan ragu atau malas untuk memperbaiki, menambah atau mengurangi kata-kata yang dirasa tidak perlu, dan lain sebagainya. Tidak akan ada yang dirugikan, jangan kita merasa tidak sempat atau membuang waktu dengan self edit, malah kita akan merasa jauh lebih secure.

2. Memakai atau menggunakan kata-kata ajaib atau kosakata dan diksi yang berlebihan. Sebenarnya tidak salah menggunakan diksi, akan tetapi hendaklah tepat pada tempatnya, mudah dimengerti, tak perlu membuat orang awam termiring-miring mengartikannya hingga perlu membuka Google, misalnya. Kata-kata yang sederhana saja, asal jangan terlalu umum sehingga kurang powerful, sebenarnya bisa digunakan. Misalnya, alih-alih menggunakan kata melihat, kita bisa menggunakan kata memandang, melirik, mengintip dan lain sebagainya.

3. Terlalu mengandalkan kelas-kelas menulis dan cara penulisan yang benar melalui koleksi aneka materi entah berbayar atau gratisan. Sebenarnya boleh-boleh saja saja mengikuti aneka seminar dan pelatihan, akan tetapi hal tersebut tidak lantas menjadikan Anda seorang master atau ahli kepenulisan. Juga nara sumber yang baik belum tentu akan menjadikan Anda seorang penulis luar biasa dalam sekejap. Sangat banyak hal yang sebaiknya kita pelajari sendiri. Ibarat seorang bayi baru belajar berdiri dan berjalan, mungkin baby walker akan membantu, akan tetapi pada saatnya bayi harus berjalan dengan kakinya sendiri, bukan? Tidak mungkin harus terus berpegangan pada ibu atau pengasuh.

Apa yang harus dan wajib dilakukan? Membaca. Tulisan yang kita hasilkan adalah karya tulis yang akan dibaca dan dinikmati oleh orang lain, bukan hanya diri kita sendiri. Kita harus belajar lebih peduli dan terus mau memperbaiki diri dan cara-cara bertutur serta menyempurnakan penulisan secara pribadi.

Menulis sama dengan berbicara, memiliki seni dan keindahan tersendiri. Penulis yang laku dan berpenghasilan besar belaka belum tentu adalah yang terbaik. Yang terbaik adalah kita yang berusaha keras menulis sesuai kata hati, berasal dari diri sendiri berbekal entah imajinasi atau pengetahuan yang sudah kita dapatkan. Sederhana saja tak mengapa, asal tepat sasaran dan penuh makna. Yang sederhana kadang malah lebih asli, tulus, ibarat masakan rumahan, lezat terasa daripada makanan fancy yang terlalu rumit dan sulit dimengerti oleh kebanyakan orang. Tentu saja boleh dan baik jika kita mampu menulis indah ala kesusastraan, akan tetapi tak perlulah jadi terlalu nyastra.

Semoga bermanfaat dan salam literasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun