Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek Anak: Kisah Bunga Matahari dan Kembang Telang

22 Mei 2023   07:11 Diperbarui: 22 Mei 2023   07:30 7412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Alkisah di sebuah lahan perkebunan bunga, tumbuh bertetangga dua macam bunga berbeda. Bunga Matahari berwarna kuning keemasan tumbuh bersebelahan dengan Kembang Telang nan ungu kebiru-biruan.

Mereka begitu berbeda, sehingga Kembang Telang kerap kali heran pada Bunga Matahari. Ia selalu bertanya-tanya mengenai diri Bunga Matahari yang dirasanya unik, bahkan sangat berbeda dengan dirinya.

"Mengapa bungamu hanya satu dan besar sekali, sedangkan bungaku begitu kecil dan banyak?"

Jawab Bunga Matahari, "Aku memang begini. Aku tak memiliki banyak bunga, setidaknya di matamu dan di mata dunia."

Pada kesempatan yang lain, Kembang Telang bertanya lagi, "Mengapa bungamu itu tidak juga dipetik, sedangkan bunga-bungaku dipetik hampir setiap hari oleh para pekerja perkebunan yang menanam dan merawat kita? Ini sangat tidak adil."

"Karena memang akan ada masanya bungaku yang ada satu ini akan dipetik. Sebenarnya bungaku tak hanya yang satu, ada banyak sekali bunga kecil di dalamnya karena aku termasuk bunga majemuk."

"Oh, begitu ya. Baiklah. Itu masuk akal." walaupun masih kurang puas karena belum melihat sendiri, Kembang Telang kali ini diam. Sesungguhnya ia jadi sedikit iri pada nasib baik rekannya. "Bunga Matahari kelihatannya boleh hidup lama sekali, sedangkan aku buru-buru dipanen. Huh, mengapa hidupku ini tidak adil?" demikian monolog Kembang Telang yang mulai mencari-cari masalah tanpa diminta. Karena pemikiran itu, Kembang Telang menjadi malas bergaul dan tidak bicara lagi dengan Bunga Matahari.

Pada suatu hari Bunga Matahari berbicara dengan rekannya yang kini menjauh itu, "Telang, sudah tiba saatnya bagiku untuk dipanen. Jangan sedih, ya. Kita akan segera bertemu lagi."

Kembang Telang pada awalnya senang, akhirnya keadilan itu datang juga. Akan tetapi setelah Bunga Matahari selesai dipanen, Kembang Telang menjadi heran sekaligus sedih. Tanaman-tanaman Bunga Matahari telah menghilang. Lahannya kembali kosong.

"Apakah ia tidak sepertiku, jika dipanen, tidak lagi akan tumbuh pada tanaman yang sama?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun