Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 75)

13 Maret 2023   15:01 Diperbarui: 13 Maret 2023   16:25 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Desain Pribadi

"Ada apa di sana? Kedengarannya sangat mencurigakan! Lokasinya tak begitu jauh, aku harus segera melihatnya!" Leon meletakkan set baju hazmat tak bertuan itu, menaiki kuda kesayangannya dan memacunya secepat mungkin menuju ke sumber suara dua tembakan.

Sayangnya, ia berhasil tak menemukan atau berpapasan dengan siapa-siapa. Pandangannya ke jalan di luar juga terhalang dedaunan pagar hidup.

"Duh, pasti tadi sumber suaranya dari luar sini. Apa perlu aku mengintipnya? Pagar listrik rahasia di balik pagar hidup ini belum aktif lagi, begitu pula CCTV-nya! Aku yakin sekali jika tadi Nona Rani juga mendengar suara itu, di manapun ia berada saat ini!"

Leon turun dari kudanya dan mendekat ke pagar hidup. Sama seperti waktu bersama Kenneth, ia merasa takut sekaligus begitu penasaran. Cukup yakin dirinya terlindungi karena mengenakan masker, Leon mendekat dan mengintip lewat celah-celah dedaunan.

"Astaga... lagi-lagi zombie... dan mereka sudah mati! Aku harus melaporkan ini kepada mama dan semua orang!"

Leon merasa ini begitu seru, walau ketakutan yang amat sangat mulai menggelayuti dirinya!

"Begitu dekat, begitu nyata! Ini seperti moto sebuah iklan, hanya saja yang ini bukan karangan melainkan sungguhan!" monolog Leon saat naik kembali ke atas kuda lalu memacunya secepat ia bisa ke arah main mansion.

Rani yang sebenarnya tak berada jauh dari situ masih merasa bingung. Ia belum bisa melupakan semua yang ia lihat di Lab Barn, sosok Russell yang malang, tidak lagi hidup namun juga tak bisa dibilang mati.

Dunia sedang dalam bahaya besar dan akan ada lebih banyak lagi sosok seperti Russell, entah korban terinfeksi, terbunuh, bereanimasi dalam penderitaan seperti Russell, atau terlunta-lunta tanpa kejelasan... Seperti Orion dalam isolasinya, walau ia tak lagi terlihat sakit...

Begitu inginnya Rani segera bertemu lagi dengan Orion! Betapa rindu, khawatir sekaligus ingin pergi jauh bersama dari sini! Ia tak sanggup lama-lama jauh dari suaminya itu, meski baru bertemu beberapa saat lalu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun