Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Grup Menulis dan "Aneka Definisi Literasi ala Para Mastah!"

10 Januari 2023   12:18 Diperbarui: 12 Januari 2023   12:56 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin banyak saya perhatikan terbentuknya grup-grup menulis dan kepenulisan di media sosial seperti Facebook, Whatsapp dan lain-lain. Sebenarnya tujuan utamanya (visi dan misi) rata-rata baik dan mulia, ingin membantu menyalurkan hobi dan minat sesama pada dunia literasi sastra dan kepenulisan dan bekerjasama atau berkolaborasi membuat literatur atau karya bacaan baik fiksi maupun non fiksi. Namun sayangnya tujuan awal yang baik dan positif itu seringkali terkubur atau berubah menjadi negatif dengan beberapa hal.

1. Pendefinisian secara subjektif dan terlalu personal terhadap apa itu produk literasi.

"Novel itu harus begini, tak boleh begitu. Puisi itu harus seperti ini, tidak seperti tulisan si itu. Cerpen itu harus demikian, tak seperti yang beginian!"

Sebenarnya pendefinisian ala 'harus-mesti-kudu-wajib' seperti itu malah akan menimbulkan kerancuan dan keraguan di kalangan penulis pemula.

"Oh, jadi punyaku belum bisa disebut cerpen, dong! Belum bisa disebut novel yang baik dan benar, dong. Bukan puisi, dong!"

Lalu mereka akan kehilangan rasa percaya diri sebab merasa belum jadi apa-apa, mundur dan tidak jadi karena merasa sukar duluan, putus asa dan lain sebagainya.

Mengapa harus repot 'mendefinisikan'? Mengapa tak membiarkan saja sesuai imajinasi masing-masing? Awan itu mirip gulalikah, asapkah, rambut kribokah. Terserah yang melihat saja. Jangan tentukan sesuai opini kita saja bahwa awan itu mirip kapas, yang lain mah salah.

2. Pemberian harapan-harapan dan tujuan bersama yang terlalu tinggi. Kebanyakan admin atau para pemimpin di grup merasa begitu berpengalaman, sudah sering menerbitkan karya, mengenal penerbit-penerbit besar, bukunya laku, dijadikan film, dan lain-lain, hingga merasa ingin berbagi dan membimbing semua anggotanya. Namun kadang jadi kebablasan dengan banyaknya pujian, sanjungan, dan penghormatan yang membuat mereka lupa bahwa tidak semua anggota dapat mengikuti jejak mereka.

Jalan hidup dan pengalaman serta keberuntungan semua orang tidak sama. Jangan jadikan keberhasilan kita kelihatan begitu mudah dan indah sehingga menjadi patokan atau guide bagi orang lain' begitu saja'. Jangan mau ikut serta pada cara atau panduan tanpa paham bahwa tak semua bisa seberuntung 'sang pemimpin'.

3. Dominannya iklim/paham tertentu di satu grup sehingga tujuan murni malah tak tercapai. Misalnya si pemimpin dan admin berpendapat begini, yang lain tak dianggap atau dinomorduakan. Paling bagus metode si pemimpin, cara si pemimpin, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun