Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Serba Salah Nikah Muda, Nikah Telat, Hidup Lajang hingga Resesi Seks!

21 Desember 2022   15:07 Diperbarui: 21 Desember 2022   15:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Sedang heboh soal wejangan viral di media sosial,'nikah jangan muda-muda'. Dokter Boyke dan BKKBN ikut membenarkan.

Konon usia ideal menikah untuk wanita di atas 20 tahun dan pria di atas 25 tahun. Diperlukan kesiapan lahir batin serta finansial dan emosional bagi pasangan. Apakah kamu sudah menikah, merencanakan untuk menikah? Coba cek ini dulu.

Di sini sekalian penulis ingin sorot beberapa fenomena sekaligus yaitu nikah muda atau nikah dini, resesi seks,  pilihan tetap lajang, serta nikah telat. Waduh, apa hubungannya? Banyak!

Selain karena faktor budaya atau sudah 'biasa saja' di beberapa daerah di Indonesia, mengapa masih banyak pasangan yang tetap mau atau nekad nikah muda?

1. Pengaruh pendapat umum kolektif jika cepat nikah, usia tidak akan beda jauh dengan anak. Dalam arti lain, kita belum tua namun anak sudah besar. Dianggap jika punya anak di usia tua atau menunda akan lebih melelahkan.

2. Merasa sudah yakin atau sreg dengan jodoh kita.

3. Merasa yakin dan mampu memiliki anak di usia dini.

Resesi seks, apa lagi yang dikhawatirkan? Di negara-negara maju, penurunan jumlah pernikahan atau 'tetap menikah namun tidak memiliki anak' terjadi dan dianggap sebagai pilihan hidup karena...

1. Sebagian wanita muda khususnya di perkotaan ingin dibebaskan dari pemikiran sosial tradisional bahwa sudah 'tugas' wanita memiliki keturunan dan memelihara keluarga.

2. Biaya dan tarif hidup semakin tinggi. Apalagi biaya makan sehari-hari dan biaya pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun