Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Guru Nasional dan Pentingnya "Sekolah (sebagai) Dasar"

25 November 2022   15:51 Diperbarui: 25 November 2022   17:37 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Sekolah Dasar seringkali dianggap sebagai bagian yang termudah dan paling remeh dalam pendidikan. Namanya 'dasar' dianggap enteng karena masih basic banget. Masih elementary. Kadang orang tua siswa malah 'asal saja' memilihkan SD.

"Yang penting nanti pas kuliah di universitas elit, yang unggulan, kalo perlu di luar negeri! SD-SMU apa aja jadi 'deh! Asal dapat ijazah!"

Mungkin begitu anggapan beberapa orang tua. Apalagi jika murah, rame, ibu-ibu tetangga pada latah daftarin anak-anak mereka di sana. Jadilah sekolah yang rame itu dipadati ortu-ortu yang ingin agar anaknya masuk bareng anak teman sebaya agar nanti bisa 'kumpul bareng' lagi di sekolah. Tujuannya bukan cuma antar anak tapi sekalian ngegosip.

Perlu kita ingat jika pemilihan sekolah bukan hanya masalah tergolong unggulan-bukan, nasional-internasional, peringkat sekian, status akreditasi dan lain-lain. Sekolah dasar adalah fondasi dari pendidikan anak untuk seumur hidupnya.

Bahkan setelah lulus SMU, pada saat kuliah S1 atau diploma dan sederajat, dua tahun pertama adalah 'dasar' dari kuliah di tahun selanjutnya. Karena saya berlatar belakang Desain, saya contohkan di sini tentang kuliah dulu. Dua tahun pertama kami sebagai mahasiswi FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) tidak langsung diizinkan pegang komputer atau kamera! Jadi, ngapain dong? Kami fokus belajar makul teori dulu. Sejarah kebudayaan Indonesia, sejarah kebudayaan dunia. Kami belajar nirmana, semacam prakarya. Kami belajar mengenal kertas. Kami belajar melukis manual dengan kuas, cat poster, tinta China dan pensil warna. Mengapa?

Agar terbentuk dasar yang kuat dan kukuh sebelum lanjut ke makul praktik, komputer grafis dan atau bidang selanjutnya.

Di sinilah letak perbedaan 'kursus desain grafis saja' dengan 'kuliah desain'. Bukan masalah gelar atau titel, ya. Kuliah desain tampak tak berguna dan membosankan, 'teori tok' namun justru ilmu teori pada dua tahun pertama itu akan memudahkan kita untuk masuk dan mengimplementasikan pengetahuan pada saat menggunakan komputer, kamera atau apapun yang kemudian diajarkan.

Sekolah (adalah) dasar. Mari kita fokus belajar dan terus mengajar sebaik-baiknya agar terbentuk dasar dan fondasi yang kuat bagi diri dan generasi penerus Bangsa Indonesia di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun