Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Menulis Lebih Mulia dari Sekadar Bisnis?

10 November 2022   12:18 Diperbarui: 10 November 2022   14:29 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Banyak orang tertarik menjadi penulis bukan karena berbakat atau berminat menjadi penulis, bahkan bukan karena tulus mencintai dunia literasi.

Banyak orang menyamakan begitu saja dunia tulis-menulis dengan bisnis lainnya. Bekerja, ya digaji atau dibayar. Ada usaha, ada jasa, ada produk, ada penawaran, ada transaksi, ada hasil/laba/keuntungan. Ada komoditi yang diperjualbelikan.

Padahal jika kita menalar lebih jauh dan lebih dalam, menulis sebenarnya bukan cuma sekadar bisnis.

Sangat banyak dan luas aneka bidang pekerjaan lain yang menghasilkan produk  fisik. Sebut saja makanan, pakaian, rumah, mobil, barang kebutuhan sehari-hari. Produk fisik sangat mudah diketahui nilainya dari bahan baku, daya tahan, kualitas, rasa dan lain-lain.

Akan tetapi sebuah seni, lebih spesifik lagi, sebuah tulisan, non fiksi maupun fiksi, tidak memiliki nilai sedemikian. Siapa dapat menilai mutu tulisan?

Seringkali masyarakat awam hanya menilai penulis dan karyanya berdasarkan popularitas atau sudah best seller, sudah difilmkan atau dikenal luas secara umum (walau tidak pernah membaca atau nonton filmnya). Nilai menjadi tinggi asal sudah dikenal. Kesannya lalu seperti latah atau ikut-ikutan.

Hal yang sama juga terjadi di dunia novel online, di mana banyak penulis pemula (bahkan yang belum pernah menerbitkan buku cetak) merasa superior dan famous hanya gara-gara karyanya booming, viral dibaca jutaan orang (terutama ibu-ibu pengguna gawai di seluruh Indonesia).

Ketahuilah, sebenarnya menulis adalah hobi dan pekerjaan yang mulia di mana kita bukan hanya berkomunikasi satu arah saja. Kita memang berkreasi, namun karya tulis kita juga (pasti) dibaca orang lain, sepi atau ramai. Harga yang dibayarkan untuk membaca cerita online sama dengan royalti di mana para penulis buku cetak akan menerima sekian persen sesuai perjanjian dengan penerbit.

Kata-kata kita sebagai penulis sangat berharga karena:

1. Mengedukasi pembaca secara tak langsung/tak sengaja melalui cara kita menggunakan kosakata dan menerapkan konsep dan kaidah, serta tentu saja amanat bermanfaat yang bisa diambil.

2. Mengakibatkan entah feedback positif atau sebaliknya bagi pembaca. Mungkin membuat terkenang, terharu, terinspirasi, bahkan bisa menumbuhkan minat luar biasa (ketertarikan) dan kepercayaan pada hal yang ia baca. Bahasa Inggrisnya, mind bending atau mind blowing.

3. Membuat banyak perubahan kecil hingga besar seperti penggalangan opini pembaca yang bisa mengubah sebuah kebijakan atau bahkan mempengaruhi dunia.

Setelah merenungkan hal di atas, masihkah kita dapat berkata bahwa tulisan kita hanya 'demi cuan' atau 'hanya bentuk sebuah bisnis' saja?  Mari gunakan talenta ini dengan sebaik-baiknya. Bukan cuma soal pendapatan dan sebagainya.

"Rangkaian aksara yang kita bagikan kepada dunia sesungguhnya jauh lebih berharga (priceless) dari berapapun nilai uang lelahnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun