Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Candu Novel Online Berbayar: Hati-hati, Kata-katanya

20 Januari 2021   15:35 Diperbarui: 26 Oktober 2022   04:54 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via depositphotos.com

Novel, dari kecil penulis sudah menyukainya, mengkoleksinya serta belajar menuliskannya juga. Novelis favorit saya adalah almarhumah Ibu Nurhayati Dini, sastrawati senior Indonesia, yang penulis paling sukai dari antara Novel tulisan beliau antara lain "Pada Sebuah Kapal" dan "Namaku Hiroko".

Di Kompasiana Fiksiana saya juga pernahmenulis seri novel bersambung yang saya beri judul The Prince & I : Sang Pangeran & Aku.

Di sini mau saya share satu jenis novel di aplikasi gratis namun berbayar, yang bisa kita temui dengan mudah di Google Play maupun App Store. Sebenarnya saya coba juga submit ke salah satu media ini, namun saya rasa tulisan saya masih kalah jauh dengan yang sudah senior. Artinya, mereka yang sudah lama eksis dan memiliki penggemar tetap.

Bila kita telusuri, sebenarnya banyak sekali iklan dari aplikasi-aplikasi novel online ini di media sosial. Baik dengan animasi maupun cuplikannya. Hanya saja bila dibaca sekilas, kebanyakan yang ditampilkan sebagai gimmick atau sampel promosi aplikasi novel tersebut adalah yang 'semi-semi' alias sedikit nyeleneh. Mirip 11-12 sama buku-buku stensilan jadul di lapak buku gelap di bilangan Pasar Senen pada zaman orba.

Misalnya sering saya temukan kata (maaf) buah dada, sesuatu di balik celananya, dan lain-lain. Bikin penasaran ingin scroll sampai bawah, bukan? Nah, bila ingin tahu lanjutannya maka kita digiring untuk instal aplikasinya, lalu wajib membayar atau top up.

Wah, barangkali saya tergoda juga untuk menulis ke arah situ, mengingat potensi pemasukan cuan dari view yang bisa didapat. Apalagi di Kompasiana sifat penulisan sangat berbeda dengan yang ada di aplikasi-aplikasi 'begitu'. 

Tapi, sekali lagi saya berpikir, seandainya saya menulis novel berbau begituan, berapa banyak anak-anak kecil yang bisa ikut membaca saat sedang main game online atau on facebook?

Bagaimana kalau yang membaca bukan hanya target pemirsa tapi juga mereka yang di bawah umur?

Lagian, masih lebih baik membaca dan menulis di Kompasiana, di mana yang menulis, membaca dan menyukai sudah jelas, kata-katanya sopan santun (kalau tidak santuy), terukur dan teratur, walau belum sampai profit, masih setia saya jabani dan jalankan.

Jadi, hati-hati dan waspada saja dengan 'candu'novel online berbayar, karena kata-katanya sungguh 'berbahaya'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun