Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lajang Lebih Baik Sama yang Lajang, Mengapa?

17 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 17 Desember 2020   12:11 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pacaran dari Freepik.com

Tujuan utama dua orang pacaran tentunya untuk menikah, bukan cuma demi gak kelihatan gak laku. Dan tentunya hubungan pacaran harus berdasarkan cinta kasih.

Sayangnya, semakin banyak pelakor dan pebinor mengincar pasangan orang lain untuk dijadikan pasangan mereka sendiri. Contohnya banyak sekali pasangan baru selebriti dan politisi berseliweran di media dan di televisi. Mulai dari yang sembunyi-sembunyi, tidak mengakui, hingga nikah siri. Tidak perlu saya sebutkan, pasti terbayang di mata Anda siapa-siapa yang viral dan berani bermesraan di depan kamera, sementara pasangan sah diam-diam meratap dalam lara.

Kok mau ya sama yang sudah berkeluarga, sudah punya anak cucu pula?

Beraneka ragam alasan klise dilontarkan. Karena dia lucu, karena nyaman sama dia, karena dia baik, karena dia mengerti saya, nyambung sama saya, (karena dia berduit).

Padahal sejatinya, orang yang masih lajang ada banyak sekali. Seperti ikan di laut, demikian ungkapannya. Yang lucu banyak, yang bikin nyaman banyak, apalagi yang baik, yang nyambung dan berduit. Tentunya jangan pacaran atau menikah karena uang, karena uang bisa datang dan bisa hilang.

Konon, mayoritas lajang itu egois. Dianggap belum mengerti lawan jenis. Padahal, bila pacaran saja belum, gimana mau ngerti ya? Harus jadian dulu-lah, baru bisa belajar mengerti diri masing-masing !

Pacaran dengan lajang ibarat sekolah, susah ! Tapi ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan.

Satu, tentunya tak ada beban pikiran. Tak ada yang akan menderita karena pasangan hidupnya 'disita'. Ibarat sepatu, bila Anda tipe pantofel, jangan paksakan berpasangan dengan sepatu sport, karena akan pincang jalannya. Bukan karena yang satu lebih baik dari lainnya, namun karena beda fungsi saja. Sama dengan sifat manusia. Berbeda bisa saling melengkapi, namun harus ada visi dan misi yang sama.

Dua, tentunya lebih sehat. Dia (mungkin) masih lebih aman secara seksual dibanding orang yang sudah berpengalaman, walau tidak semua lajang pasti masih segelan plastik. Paling tidak, gak ada jejak masa lalu atau anak, kecuali janda atau duda ya. Bila dia memang punya tanggungan, terimalah dengan sukacita bila Anda tulus mencintainya.

Tiga, last but not least. Lajang jumlah dan pilihannya sangat banyak ibarat makanan atau kuliner yang Anda bisa cicipi di mana saja. Tapi bukan berarti berganti pacar melulu ya. Di sini saya ibaratkan dengan selera, dimana semua orang memiliki tipe kesukaan dan idaman masing-masing, walaupun langka atau unik, tidak berarti tak bisa didapatkan. Susah memang, namun dengan sedikit usaha, tidak ada hal yang mustahil, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun