Sebab saya kuatir akan ada pembaca yang tersinggung.
Sebab saya kuatir ada anggota keluarga yang baca, lalu tersinggung.
Sebab saya kuatir ada teman atau sahabat yang baca, lalu tersinggung.
Sebab saya tak mau ada orang kantor yang baca, lalu tersinggung.
"Ngomongin gue ya?' "Memang ada masalah apa?" "Itu siapa yang lu bicarakan?"
Begitu banyak orang yang mudah tersinggung hanya gara-gara status Facebook atau Whatsapp. Padahal bukan tentang mereka. Bukan karena siapa-siapa atau saya kenapa-napa. Juga bukan karena firasat. Menulis ya menulis, bukan karena apa-apa atau mesti kenapa-napa. Sama seperti bicara, siapapun bisa melakukannya.
Hanya karena saya bukan ahli berkata-kata, hanya seorang Introvert 70 persen yang grogi dan sering berkeringat dingin bila mengangkat telepon. Bukan orang yang bisa pidato apalagi bernarasi lantang di depan jutaan orang.
Menulis, sebetulnya sama saja seperti makan, minum, atau tidur. Hanya sebuah kegiatan, ditambah sedikit bakat, banyak minat dan sedikit bermain pengolahan kata-kata.
Saya akan tetap menulis walaupun akan ada atau banyak yang tersinggung. Saya tidak kuatir lagi sekarang. Toh, bukan masalah saya. Biar pembaca tulisan kita yang "tanggung resikonya", sama seperti kita 'berani makan', kita sudah siap dan 'berani sehat' atau 'berani jatuh sakit' gegara makanan yang kita makan.