Kuliah daring di Universitas Aisyiyah Yogyakarta dimulai sekitar bulan Maret 2020, dengan masuknya Virus COVID 2019 ke Indonesia, awalnya kuliah daring dilaksanakan selama satu minggu dan berlanjut selama beberapa bulan/tahun, kuliah daring dilaksanakan menggunakan Google meet, zoom, whatsaap, dan Lensa UNISA, Pandemi Covid-19 yang masuk di indonesia memiliki banyak sekali dampak buruk bagi seluruh warga indonesia. Salah satu yang dialami oleh mahasiswa Indonesia adanya kebijakan kuliah online atau sering disebut dengan daring.
Lensa Unisa dapat di pakai oleh Dosen untuk memberikan mater,tugas kuliah dan kuis kepada Mahasiswa. Selama Pandemi Covid-19, setiap menjelang Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) juga menggunakan Lensa Unisa. Inovasi E-Learning tersebut menjadi solusi dalam membantu perkuliahan daring di Unisa Yogyakarta karena selama Pandemi Covid-19 banyak Mahasiswa memutuskan balik ke kampung halamannya. Meskipun Mahasiswa tidak berada di Yogyakarta tetapi tetap bisa mengikuti perkuliahan secara Daring melalui Lensa Unisa.
Kegiatan Belajar Mengajar di kampus ditiadakan terlebih dahulu guna mengurangi kontak serta mengurangi kerumunan orang banyak (Social and Physical Distancing) pada masa pandemi Covid-19. Kuliah online atau daring ini merupakan suatu sistem perkuliahan yang memanfaatkan akses internet sebagai media pembelajaran yang telah dirancang dan ditampilkan dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau tulisan oleh pihak universitas.
Dengan adanya dampak ini mahasiswa dan dosen dapat menghemat waktu dan biaya transportasi serta tidak mempunyai tanggungan kos. Bagi mahasiswa yang merantau juga memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Selain itu, dampak postif juga bagi mahasiswa maupun dosen yaitu dapat menambah kegiatan lain, contohnya kegiatan lain yang dapat lakukan yaitu dengan memiliki bisnis sampingan seperti bisnis thrift shop.
Bisnis thrift shop ini dapat di promosikan melalui media sosial seperti Whatsapp, Instagram, Shopee, Tiktok shop, dan lain sebagainya, mahasiswa juga dapat menghemat pengeluarannya, dalam perkuliahan daring juga Unisa Yogyakarta meringankan Mahasiswa untuk pembayaran SPP dengan menggurangi jumlah pembayaran SPP sebesar 400 persemster.
Selain dampak posotif, kuliah online atau daring juga berdampak negatif. Pembelajaran yang berlangsung secara online atau daring ini membuat mahasiswa sulit untuk konsentrasi. Kesulitan untuk konsentrasi yaitu terdapat pada lingkungan sekitar, mulai dari suara anak anak, suara motor, ataupun suara Ibu saat masak dan masih banyak hal lainnya, dan juga terdapat kendala sinyal yang kurang baik di daerah tempat tinggal yang susah akan sinyal, Dampak selanjutnya yaitu banyaknya tugas yang diberikan dosen sedikit membuat mahasiswa mengeluh.
Hal tersebut membuat mahasiswa sangat kewalahan akan tugas yang menumpuk, sehingga mahasiswa bingung bagaimana membagi waktu untuk mengerjakan tugas yang tidak ada habisnya. Dampak terakhir ini sering dijumpai oleh mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil, yaitu akses internet yang belum merata. menambah beban yang di tanggung Mahasiswa dengan membeli kuota internet.
Menanggapi permasalahan tersebut agar dapat meringani tanggungan Mahasiswa, Unisa Yogyakarta membuat terobosan kebijakan yaitu memberikan subsidi kuota bagi Mahasiswa Aktif. Realisasi pemberian sumbsidi kuota di wujudkan dalam bentuk pemotongan biaya pendidikan, sehingga mahasiswa tidak dapat memberikan alasan untuk tidak mengikuti perkuliahan dikarenakan kehabisan kuota.
Perbedaan waktu antar daerah untuk perkuliahan juga memberikan dampak untuk mahasiswa contohnya seperti pembelajaraan yang dilaksanakan sering bertepatan dengan waktu sholat bagi mahasiswa yang berada di Indonesia bagian Timur karena selisih dua jam dengan Indonesia bagian Barat.
