Mohon tunggu...
Randhy Meitara
Randhy Meitara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Klaim Keliru Penjual di Belanja Online

8 April 2019   06:55 Diperbarui: 8 April 2019   06:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

 Belanja online adalah salah satu alternatif yang paling direkomendasikan bagi seseorang yang tidak sempat keluar rumah atau terlalu sibuk dengan pekerjaan, malas untuk menawar dan memilih-milih barang belanjaan, dan istilah anak zaman sekarang itu sering disebut mager atau malas gerak. 

Namun banyak juga seseorang yang lebih memilih untuk datang langsung ditokonya dengan dalih jika ingin membeli pakaian, pakaian itu bisa dilihat langsung dan bisa dicoba langsung untuk melihat dan mengetahui cocok atau tidaknya.

Survei yang sudah dilakukan CNN Indonesia dalam acara Good Morning pada tanggal 5 maret 2017 dan bisa dilihat di Youtube bahwa lebih banyak masyarakat memilih untuk belanja online daripada belanja dan datang langsung toko. 

Tidak bisa juga pungkiri belanja online juga sangat mudah dan simpel, tinggal klik dan semuanya bisa selesai. Namun banyak juga masyarakat yang mengabaikan resiko berbelanja online ini. Resiko yang paling sering terjadi adalah penipuan.

Belum lama ini saya juga berbelanja disalah satu aplikasi e-commerce terkenal. Pada saat memilih-milih barang yang akan dibeli, akhirnya menumukan barang yang menurut saya pas dan warnanya cocok dengan selera saya. Sebelum saya membayar, saya tanya dulu kepada penjual apakah barang yang ingin saya pesan itu masih ada stoknya. 

Menanyakan stok barang kepada penjual ini juga sangat penting bagi teman-teman yang ingin berbelanja online, jangan asal klik-klik lalu bayar saja. Takutnya penjual akan mengirim barang yang berbeda ketika barang yang ingin kita beli stoknya kosong. Namun jika sudah terlanjur dikirim barang yang berbeda, kita bisa bernegosiasi kepada penjual untuk proses return. 

Lalu setelah semua saya rasa sudah baik-baik saja, saya lanjutukan untuk melakukan pembayaran melalui ATM Mandiri. Tiga hari setelah pembayaran, barang yang dibeli pun sudah datang. Namun saya kecewa, karena warna barang yang datang dengan warna barang pada gambar sangat berbeda.

Dari pengalaman yang saya alami, tentu saya hal itu melanggar etika bisnis dalam proses jual-beli. Penjual melakukan klaim yang keliru dari masalah yang saya alami. Dimana pada saat itu penjual salah mempresentasikan fakta. Dari gambar di aplikasi e-commerce dengan barang asli itu sangat berbeda. Yang seharusnya warna coklat tua , barang yang datang malah coklat muda.

Dari masalah yang saya alami, solusi yang dapat saya berikan bagi konsumen untuk mencegah masalah semacam itu terjadi adalah dengan cara meminta foto barang asli kepada penjual tanpa ada efek pencahayaan atau filter yang membuat warna barang tersebut berubah. Sangat penting bagi anda untuk memeriksa gambar barang yang akan anda beli karena bisa saja barang tersebut berbeda warnanya seperti yang saya alami. 

Solusi yang dapat saya berikan bagi pemilik e-commerce adalah dengan memberikan sanksi yang tegas kepada penjual yang melakukan kesalahan fatal yang membuat konsumen merasa dibohongi. Karena hak konsumen juga diatur dalam UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia yang inti dari aturan tersebut adalah kenyaman, keamanan dan keselamatan konsumen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun