Mohon tunggu...
Ramli Ondang Djau
Ramli Ondang Djau Mohon Tunggu... Administrasi - Man In Black

Ayah dari 3 putri, penikmat kopi, sate kambing dan dengkur tinggal di Gorontao

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Corona Kapan Endingnya?

29 Juni 2020   20:13 Diperbarui: 29 Juni 2020   20:13 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di awal kemunculannya China menyatakan corona hanya menular dari hewan liar ke manusia, bukan dari manusia ke manusia, tetapi belakangan pernyataan itu di anulir setelah ternyata terbukti penyebarannya lebih cepat dari manusia ke manusia. 

Sejak itu berbagai teori tentang corona mulai beredar luas di medsos sampai teori konspirasi tentang virus ini menjadi konsumsi seksi bagi broadcaster-broadcaster medsos. Broadcaster yg tidak terbiasa verifikasi, validasi Check dan recheck berhasil menjual informasi ini sebagai kebenaran.

Awal maret kasus positif pertama terkonfirmasi di indonesia tepatnya di DKI Jakarta, setelah sebelumnya virus ini telah menyebar di lebih dari 50 negara, dengan angka kematian akibat virus ini mencapai lebih dari 2.900 kasus. tak heran pada medio Maret WHO mengumumkan virus ini sebagai Pandemi Global.

Masyarakat kita yg tadinya santuuuy, perlahan mulai resah, terlebih lagi asupan medsos yg cenderung dipenuhi postingan-postingan angker tentang corona. Yaa benar, belakangan terkesan postingan-postingan medsos lebih berbahaya dan mematikan dibanding virus corona itu sendiri.

Pandangan tentang corona dari sudut yang berbeda tidak melulu soal ketakutan, kasedihan, kegalutan apalagi soal kesadisan. Dibaliknya Selalu ada harapan kesembuhan, persatuan dan kisah dan cerita yang sama sekali tidak terbayangkan.. betapa tidak, setelah ada anjuran dalam pemutusan mata rantai penyebaran pandemi ini dengan tetap di rumah saja, ramai para ulama, dai, penceramah, ustadzt baik dari yg alumni Mesir sampai dengan jebolan Kampus Google yang sering berdebat soal fikih, ramai-ramai bersatu menyerukan Lawan Covid 19 dengan tetap di rumah, beribadah dirumah, jangan dulu berjamaah di mesjid.

setelah ada anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah menyusul kebijakan belajar mengajar Daring bagi siswa, Mahasiswa, Guru dan Dosen, selalu ada pro dan kontra. yang pro melihat ini sebuah kesempatan berkumpul lebih lama dengan keluarga dirumah, bermain bersama anak-anak di rumah, menghabiskan berjudul-judul dan episode Drama korea, menghabiskan bacaan berbagai macam buku, bagi Ibu-ibu bisa mencoba berbagai resep masakan yg tadinya hanya bergantung pada Assisten Rumah tangga (Alhamdulillah istri saya sudah berhasil menghatamkan buku resep masakan & Kue, tentunya dengan berkali-kali eksperimen gagal. Hehe..), 

apalagi di bulan Ramadhan kemarin banyak lahir Imam-imam baru, bisa khatam Quran bahkan berkali-kali, adalah beberapa kisah postif yang sama sekali diluar bayangan kita. Itu bagi yang pro. nah bagi yang Kontra dengan kebijakan ini..!? aaah, sudahlah tak usah di bahas, Kata teman saya biarlah "rotan" polisi India yang kan membahasnya, hehe..

Kisah lain dari Pandemi ini adalah betapa perjuangan Tenaga Medis yang LUAR BIASA (sayangnya saya hanya punya 4 jempol), mereka menjadi Pahlawan saat ini, mereka layak dan berhak menyandang status Pahlawan, sampai ada usulan untuk merevisi UU no 20/2009 soal Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Penghormatan, untuk kemudian mengatur juga gelar Pahlawan bagi tenaga kesehatan yang Gugur sebagai "benteng terakhir" ini.

wajar, mereka berkorban raga untuk raga yang lain, mereka korbankan kebersamaan kelurga untuk Keluarga orang lain, mereka rela untuk tdk tidur berjam-jam untuk membuat nyaman pasiennya. merawat pasien positif Covid-19 yang penyebaran hampir-hampir tidak terdeteksi itu sama saja menyodorkan kepala untuk dipenggal, kita seakan-seakan tau kapan kita akan mati, Nauzubillah tsumma nauzubillah. sekiranya ada kata yang lebih pantas selain Terima Kasih mungkin akan lebih layak di sampaikan kepada Pahlawan kesehatan ini. 

Terima Kasih.. terima kasih.. tetaplah semangat menjadi "Benteng Terakhir", biaralah kita-kita menjadi Garda Terdepan bagi diri kita berjuang melawan Corona ini dengan tetap jaga jarak, pakai masker dan menghindari kerumunan.

Pun Pemerintah, aparat kepolisian dan TNI yang mengingatkan dan selalu mengingatkan tentang bahaya Pandemi ini dengan cara memutus mata rantai penyebarannya, serta menggenjot tes Covid-19 melalui Rapid Test, Swab test dan Polymerase Chain Reaction (PCR), kami ucapkan Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun