Mohon tunggu...
Ramid Masyutie
Ramid Masyutie Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

Menulis ....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemelut di Myanmar dan Sikap Politik Indonesia

4 Maret 2021   08:07 Diperbarui: 4 Maret 2021   08:14 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Para pengunjuk rasa berbaring di tanah setelah polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes anti-kudeta di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, pada 3 Maret. © Reuters)

Myanmar makin membara,  protes anti-pemerintah di Myanmar  menewaskan sedikitnya enam orang  pada Rabu ini dan menjadi sekurang kurangnya 38 orang menurut PBB telah tewas sejak militer merebut kekuasaan  1 Februari 2021

Secara individu, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura telah meminta pembebasan Suu Kyi.

Ada yang menyamakan keadaan ini seperti situasi Indonesia  tahun 1998. 

Situasi Myanmar berbeda, karena kedua belah pihak saling tidak mau mengalah dan Su kyi menyerukan perlawanan .

Pihak militer merasa diatas angin,memberangus para pendemo dan juga "juruwarta" yang dituduh membuat kabar bohong.

Meski ada permintaan dari pihak pendemo, tapi bukan dari tokoh kunci. 

Thailand telah melangkah dengan hati-hati dan Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu secara tertutup pada hari Jumat untuk membahas masalah Myanmar, namun "dibayangi " Rusia dan China yang memiliki hak veto.

Pertemuan Menlu Indonesia dan Menlu Myanmar di Bangkok pada hari Rabu, dicurigai para pendemo.

Menlu secara bijak, membatalkan rencana perjalanan ke ibu kota Myanmar, Naypyitaw dan mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menekankan perlunya menghindari pertumpahan darah di Myanmar.

Pengunjuk rasa berkumpul di dekat Kedutaan Besar Indonesia di Yangon pada hari Selasa. (Foto oleh Yan Naing Aung)
Pengunjuk rasa berkumpul di dekat Kedutaan Besar Indonesia di Yangon pada hari Selasa. (Foto oleh Yan Naing Aung)
"Kami perlu terus berkomunikasi dengan semua pihak agar pesan bisa tersampaikan, kontribusi bisa ditawarkan, dan situasi tidak akan memburuk dan resolusi bisa dilakukan," kata Menlu dalam konferensi baru Rabu malam. "Keselamatan dan kesejahteraan rakyat di Myanmar harus menjadi prioritas utama. Keinginan mereka harus didengarkan

China membantah, ikut mendukung militer, namun pendemo tidak mempercayainya dan kedutaan China di Yangon menjadi sasaran yang  mereka sebut sebagai dukungan Beijing untuk kudeta militer Myanmar pada 1 Februari.“Kediktatoran militer Myanmar dibuat di China,” salah  satu plakat.

Setelah China, ratusan orang berkumpul di luar kedutaan Indonesia di Yangon .The Future Nation Alliance, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Myanmar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kunjungan Retno akan "sama saja dengan mengakui junta militer".

Foto : Reuter.
Foto : Reuter.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mungkin cocok turun tangan untuk meredakan situasi politik di Myanmar, tapi seperti diatas, harus ada permintaan dari kedua belah pihak yang signifikant.

Indonesia tentunya harus mendengarkan suara rakyat Myanmar dan pendemo yang meskipun "emosional"cukup beralasan ***

Sumber,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun