Mohon tunggu...
Ramdhani Sastra Negara
Ramdhani Sastra Negara Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

suka menulis dan mempelajari semua genre tulisan, mudah beradaptasi, senang bertemu dengan orang baru, sheila on 7 band idola saya dan saya sangat mencintai ibu saya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gerakan Kemandirian Ekonomi Berbasis Toleransi dan Negosiasi

11 Juni 2023   04:37 Diperbarui: 11 Juni 2023   04:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Jelang perhelatan besar ASEAN Tahun 2023 di Indonesia dengan berbagai kegiatan semarak yang akan segera dilakukan dengan mengusung tema besar "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" 

Indonesia percaya diri dan akan menjadikan ASEAN sebagai titik sentrum pertumbuhannya ekonomi nasional dan internasional (dunia). Maka dari itu lah, Indonesia akan punya andil besar di ASEAN 2023 ini dan sudah memiliki arah baru untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mercusuar pertumbuhan dunia yang mengagumkan. 

Kemandirian ekonomi di Indonesia dapat ditandai dengan langkah-langkah konkrit dengan membentuk berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendampingi masyarakat masyarakat kita selama ini yang meliputi perencanaan usaha, produksi, trading ekspor-impor, dan ritel di bidang kebutuhan pokok, manufaktur dan pengelolaan sumber daya alam. 

Indonesia memiliki jumlah penduduk jauh lebih banyak dari negara yang tergabung dalam ASEAN ; Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste. 

ASEAN singkatan dari The Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, yang terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand oleh lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand (ASEAN 5). 

Terkait jumlah penduduk Indonesia yang memang angka statistiknya lebih besar dari anggota ASEAN lainnya dan juga Indonesia memiliki ekonomi yang kuat, maka Indonesia akan menjadi negara yang bisa menentukan arah Negara ASEAN ke depan yaitu menuju ASEAN 2045. 

Dengan menjangkau lini perekonomian yang tentu menjadi gerak denyut nadi kehidupan warga Indonesia yang mayoritas adalah petani dan nelayan di pelosok desa-desa, karena itu Indonesia harus mempunyai program unggulan untuk mempersiapkan para petani dan nelayan, sehingga mempunyai nilai tukar yang tinggi, untuk mendapat proteksi sejak dari hulu sampai hilir yang meliputi permodalan, produksi, distribusi dan harga. 

Adapun pada dewasa kini, Indonesia berada di era serba digital. Para wirausaha muda milenial yang merujuk pada usaha ekonomi produktif atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang memang menjadi mayoritas profesi mereka itu haruslah disiapkan sedari dini untuk menjadi pedagang-pedagang yang melek digital serta handal dalam menguasai e-Commerce (website yang digunakan untuk menjual produk dari pemilik website) and Marketplace (penyedia website online yang bertindak sebagai perantara antara penjual dengan pembeli. 

Dalam hemat penulis, di era kemudahan digital ini telah menuntut kesadaran tinggi bagi nalar ekonomi di Indonesia maupun dunia. Di Indonesia sendiri perusahaan-perusahaan ternama yang tengah menguasai pasar masih sebatas pada capaian tiga unsur saja yaitu; inovasi produk, model atau gaya pemasaran dan berlomba-lomba gercep (gerak cepat) sistem pengelolaan transaksi yang berbasis online. 

Namun mengabaikan unsur yang paling penting dalam lingkungan sosial budaya yakni pelaksanaan etika dan tanggung jawab sosial. Maka diperlukan peran aktif dari pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan yang diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia perekonomian di Indonesia maupun di mata dunia, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dan melaksanakan kegiatan usaha dengan lancar, pada akhirnya dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi.

Indonesia mampu menciptakan budaya bisnis berbasis ekonomi moral rasional yang masuk akal dan tidak semata menguntungkan sepihak (distributif) serta mengutamakan toleransi di dalam kerja sama dan mengedepankan nilai-nilai keluhuran martabat manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun