Mohon tunggu...
Sindi Maulana
Sindi Maulana Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Teruslah berlari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diplomasi Rasulullah SAW: Surat Menyurat

26 September 2020   12:30 Diperbarui: 26 September 2020   12:34 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasulullah SAW merupakan seorang pemimpin agama sekaligus sebagai pemimpin negara. Tetapi Rasulullah berhasil dalam mengemban kedua tugasnya tersebut. Sebagai pemimpin negara, Rasulullah dalam memperluas wilayah islam dengan diplomasi. Sementara diplomasi pada saat itu adalah manajemen hubungan antara golongan. Perbedaan yang mendasar yaitu ketika jaman Rasulullah tidak belum mengenal istilah bangsa-negara, dipommat dan internasional, melainkan berupa golongan masyrakat, para arbriter (penengah), dan masyrakat luar.[1] 

Diplomasi sudah menjadi salah satu praktik dari bagian politik islam sejak berabad-abad yang silam akan tetapi seperti yang telah diutrakan diatas bahwa pada jaman Rasalullah  namanya belum sepopuler sekarang  kata diplomasi. Sejarawan islam mencatat terdapat dua fungsi dalam diplomasi islam yaitu: diplomasi yang bertujuan dakwah dan latar belakan relegius.

Fungsi pertama dalam diplomasi islam adalah untuk mengajak kaum diluar islam untuk masuk islam, beriman kepada Allah SWT dan kepada Rasul-Nya. Sedangkan fungsi yang kedua lebih bersifat politis, karena pada masa pemerintahan islam banyak melakukan ekpedisi untuk kepentinngan tertentu dan perluasan wilayah.[2] 

Dalam kitab Sirah Nabawiyah karya Sekh Shafiyyurahamn Al-Mubarakufri disebutkan, bentuk diplomasi Raulullah SAW dalam dakwah melalui korespodensi surat terhadap beberapa raja dan amir.[3] Dalam konteks diplomasi Rasalullah yang dimaksud yaitu bahasa yang digunakan oleh beliau ketika berhubungan dengan masyarakat diluar wilayah Madinah melalui media surat. Surat-surat diplomatik Rasulullah kepada amir dan raja berisi ajakn untuk memeluk atau masuk kepada Islam. Hal ini terjadi setelah kembali dari perjanjian Hudaibiyah.

, , . , .  

"Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah kepada Herkal yang agung penguasa Roma, keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk. Adapun selanjutnya, maka sesungguhnya saya mengajakmu kepada Islam, maka masuk Islamlah niscaya kamu akan selamat dan Allah akan memberikanmu ganjaran pahala dua kali lipat".[4]

Kalimat di atas merupakan salah satu contoh diplomasi Nabi dengan menggunakan surat untuk mengajak Raja Roma agar masuk islam. Seperti yang kita ketahui bahawasannya Rasulullah tidak bisa membaca dan menulis. Akan tetapi untuk melakukan diplomasi surat dengan kecerdasan Rasulullah memilih seorang sekertaris pribadi yaitu Zaid bin Tsabit yang ahli dalam kepenulisan dan bahasa asing pada kala itu. Semua gagasan dan pengetahuan Rasulullah ditulis oleh Zaid kepusat kerajaan-kerajaan pada saat itu.

Rasulullah juga mengirimkan diplomat-diplomat hebatnya untuk mengantarkan surat-suratnya sehingga mendapatkan feedback atau hasil yang luar biasa. Beberapa nama sahabat Rasulullah yang pernah ditugaskan menjadi diplomat diantaranya: Amir bin Umayyah Adh-Dhamri untuk Raja Habasyah, Hathib bin Abu Balta'ah untuk Raja Mesir, Abdulaah bin Abu Hudzafah As-Shami untuk Rja Persia dan Dihya bin Khalifah Al-Kalbi untuk Raja Romawi.

Setiap sahabat yang diberiamanah untuk mengirim surat diplomasi kepada para raja dan amir. Dengan begitu sudah pasti akan banyak surat-surat yang dibuat Rasalullah dan ditulis oleh Zaid untuk berbagai tujuan dan kepentingan. Sehingga jumlah dan jenis surat yang pernah dibuat Rasulullah tentu begitu banyak dengan tujuan beragam juga.

Menurut ahli sejarah islam, Muhammad bin Sa'ad sebagaimana dilansir Ali Mustafa Ya'cub disebutkan bahwa ada 105 surat yang telah dibuat oleh Rasulullah dengan sanadnya.[5] Tapi belum ada kepastian atau lebih khusus tentang berapa jumlah yang pernah disampaikan Rasulullah kepada para penguasa belum dapat ditentukan. Ketika muncul sebuah gagasan untuk mengirimkan surat-surat seruan yang ditunjukan kepada raja dan amir, situasi pada saat itu masyrakat madinah sangat kondusif.

Kondisi itu sangat memungkinkan Rasulullah untuk membaut banyak surat seruan untuk disampaikan para diplomatnya kepada raja dan amir yang ada di Jazirah Arab maupun wilyah-wilayah yang diluar Arab. Ada beberapa surat yang sangat popular yang dibuat Rasulullah yang kemudian selalu dijadikan salah satu kajian dan bagian dalam studi sejarah islam. Adapun lima surat yang populer yang pernah Rasulullah sampaikan adalah sebagai berikut:

  • Surat kepada Kaisar Najasyi
  •  
  • Surat kepada Kaisar Herakilus
  •  
  • Surat kepada Kisra Efewiz
  •  
  • Surat kepada Al Muqauqi
  •  
  • Surat kepada Harist Al Ghissani.[6]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun