Mohon tunggu...
Ramdan Hamdani
Ramdan Hamdani Mohon Tunggu... Guru, Penulis -

Nama Lengkap : Ramdan Hamdani, S.Pd\r\nPekerjaan : Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Masalah Sosial,\r\nBlog : www.lenteraguru.com\r\nNo Kontak : 085220551655

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prospek dan Kendala Penerjemahan Buku di Indonesia

2 Juli 2014   20:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:48 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dijadikannya Indonesia sebagai tamu kehormatan pada acara Frankfurt Book Fair yang akan digelar di negara Jerman pada tahun 2015 mendatang hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan “wajah” Indonesia yang sebenarnya di mata dunia. Selain itu adanya rencana untuk menerjemahkan ratusan buku berbahasa Indonesia kedalam bahasa Jerman dan akan dipajang pada pameran buku tahunan terbesar tersebut sejatinya mampu memberikan angin segar bagi dunia penerjemahan kita untuk (kembali) bergeliat.

Kegiatan penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Indonesia maupun sebaliknya memang belum mencapai hasil yang menggembirakan. Minimnya literatur dari luar terutama yang berisi tentang sains dan teknologi tentunya menjadi kendala tersendiri bagi para peneliti kita untuk mengikuti perkembangan teknologi melalui transfer informasi. Padahal transfer informasi melalui buku terjemahan merupakan cara yang “murah” untuk mengejar ketertinggalan bangsa ini dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada dasarnya ada tiga kendala utama yang dihadapi oleh bangsa ini dalam kegiatan penerjemahan buku-buku yang berasal dari luar. Pertama, pendapatan yang diterima oleh para penerjemah dipandang kurang menarik. Rendahnya imbalan yang diterima oleh seorang penerjemah tentunya akan berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk menjalani profesi sebagai penerjemah. Di Indonesia honor menerjemahkan buku maupun artikel hanya berkisar antara 7.500 sampai dengan 35.000 rupiah per lembarnya. Harga tersebut tentunya jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga jasa terjemahan di Australia yang berkisar antara 16 sampai dengan 25 dolar untuk seratus kata yang diterjemahkan.

Kedua, minimnya penerjemah yang ahli dalam penguasaan bahasa maupun disiplin ilmunya. Hal ini tentunya sangat berkaitan erat dengan kemampuan seorag penerjemah dalam merangkai kata maupun kalimat menjadi sebuah rangkaian cerita yang enak untuk dibaca. Selain itu kualitas sebuah buku terjemahan akan sangat bergantung kepada penguasaan sang penerjemah terhadap disiplin ilmu tertentu. Seorang penerjemah yang memiliki pengetahuan tambahan tentang masalah-masalah kesehatan tentunya akan lebih mampu untuk menerjemahkan buku-buku kedokteran daripada penerjemah yang tidak memiliki pengetahuan tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat banyak terminologi khusus yang hanya dapat dipahami oleh orang yang memiliki kompetensi dibidangnya.

Ketiga, bagi penerjemah yang berlatar belakang akademisi seperti dosen, waktu yang tersedia untuk menerjemahkan buku-buku dari luar tidaklah banyak. Mereka harus pandai-pandai membagi waktu antara tugasnya sebagai dosen, peneliti dan menerjemahkan buku. Akibatnya buku-buku yang diterjemahkan pun setiap tahunnya tidak terlalu banyak. Padahal kualitas terjemahan dari para akademisi ini biasanya lebih baik dikarenakan mereka memang menguasai bidang ilmu dari buku-buku yang diterjemahkan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan political will yang kuat dari pemerintah dalam mendorong upaya pencerdasan bangsa tersebut. Menyediakan anggaran khusus yang memadai untuk proyek penerjemahan buku-buku asing bisa menjadi salah satu cara untuk menggairahkan kembali dunia penerjemahan ditanah air. Selain itu memperbanyak perguruan tinggi yang membuka program studi khusus penerjemahan untuk tingkat magisterdiharapkan mampu mencetak para tenaga penerjemah yang benar-benar profesional. Dengan begitu proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi melalui transfer informasi benar-benar dapat diwujudkan.

Ramdhan Hamdani


www.pancingkehidupan.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun