Mohon tunggu...
Humaniora

Kewajiban Kepala Rumah Tangga Mencari Harta

26 Februari 2018   05:39 Diperbarui: 26 Februari 2018   05:56 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata, Rosulullah SAW bersabda, "Wahai manusia, bertaqwalah kepada Allah dan berbuatlah baik dalam mencari harta karena sesungguhnya jiwa manusia tidak akan puas/mati hingga terpenuhi rezekinya walaupun ia telah mampu mengendalikanya (mengekangnya), maka bertaqwalah kepada Allah SWT dan berbuat baiklah dalam mencari harta, ambilah yang halal dan tinggalkan yang haram

            Maksutnya adalah walupun manusia sudah diberi oleh Allah SWT berbagai macam kenikmatan contohnya sudah mempunyai harta melimpah, mempunyai mobil yang mewah, rumah yang megah, harta melimpah serta anak dan istri yang terbaik. walaupun sudah seperti itu tetap saja manusia tidak akan mapu mengendalikanya, karena manusia pada hakikatnya memiliki akal dan nafsu tetapi semua itu sebenarnya bisa dikendalikan tergantung manusianya sendiri, tetapi hadits diatas yang dimaksut adalah manusia yang tidak bisa mengendalikan nafsunya dikarenakan mungkin terlena dengan urusan duniawi contohnya ada orang yang mempunyai hutang yang bertumpuk tumpuk dan dia tidak bisa membayarnya, walaupun dia orang yang kaya tetapi ia tidak mampu membayarnya tetap saja dia akan mencari harta dengan cara yang curang contohnya dia diperusahaanya yang sebelumnya bekerja dengan cara atau metode yang baik, jujur dan terpercaya, dikarenakan ada hutang yang banyak tadi yang semula bekerjanya dengan cara yang baik dan terpercaya sekarang ia bekerja dengan penuh keharaman, maksutnya dia bertindak seenaknya sendiri tanpa memikirkan teman, perusahaan, keluaga apalagi urusan akhirat malah tidak sama sekali, mengapa kok demikian dikarenakan dia terus ditagihi sama orang yang mengutanginya dikarenakan hutangnya terlau banyak. nah itu adalah sebuah contoh bahwa manusia masih belum bisa mengendalikan nafsu masalah harta, padahal disebuah cerita tadi ia adalah orang yang kaya dna mungkin juga mampu membiayai kebutuhan hidup keluarganya seperti anaknya, istrinya dia mampu membiayai semuanya itu tapi mengapa dia masih menginginkan yang lebih, nah itu sama seperti maksud hadits diatas yang berbunyi "Sesungguhnya jiwa manusia tidak akan mati/puas hingga terpenuhi rezekinya walaupun ia telah mampu mengendalikanya"

            Ada lagi mungkin sebuah cerita yang sama seperti yang ada diatas contohnya disini saya akan mengambil contoh cerita dari sebuah alkisah qorun, kita mulai kisah dari yang pertama. Qorun adalah seseorang yang hidup di zaman nabi musa ia termasuk keturunan bani israel, awalnya qorun adalah seseorang yang sangat miskin, hidupnya penuh dengan kesusahan tetapi imanya masih tetap kuat, keluarganya pun tiap harinya mengalami kelaparan yang luar biasa tapi qorun pun tetap berusaha sambil berdo'a   kepada allah swt agar dimudahkan dan dihilangkan ujian berupa kemiskinan, hingga akhirnya ia bertemu dengan nabi musa dan ia pun akhirnya curhat mengenai masalah kehidupanya, tiap harinya ia gimana dan keadaanya bagaimana... ia pun curhat kepada nabi musa dan meminta nabi musa untuk berdo'a kepada allah swt agar dihilangkan musibah berupa kemiskinan tersebut. 

Dan nabi musa pun berdoa kepada allah swt agar dihilangkan kemiskinanya dan ia (nabi musa) pun juga membantu qorun dan memberi tahu bagaimana caranya bekerja yang baik dan menghasilkan banyak, yang pertama yaitu nabi musa memberi tahu qorun bagaimana cara megolah emas dan kemudian di perjual belikan kepada masyarakat dan kemudian qorun mencoba untuk bekerja sendiri dan hari demi hari qorun pun mengalami peningkatan yang luar biasa ia sebelumnya seorang yang sangat miskin hingga akhirnya lambat laun ia pun menjadi orang yang sangat kaya ini pembuktian bahwa do'a nabi musa dikabulkan. Tetapi keadaan negeri pun berubah ketika qorun sudah menjadi kaya, ia yang semula imanya kepada allah swt kuat lama kelamaan juga terkikis sedikit dikit dikarenakan sibuk dengan hartanya dan ia juga sering berkeliling kampung dengan membawa hartanya guna untuk mempamerkan hartanya dan ia juga sering menagih hutang rakyat yang miskin yang meminjam uang kepadanya dengan bunga yang tidak sesuai dan pada suatu ketika ada seorang tamu yang telah diutus oleh nabi musa untuk mendatangi qorun agar dia bersedia untuk berzakat dan tamu (yang diutus nabi musa) itu pun menemui qorun tetapi ia menolak mentah mentah dari permintaan tamu yang diutus nabi musa ia menganggap musa ingin merampas hartaku. 

Dan pada akhirnya qorun pun bertemu dengan nabi musa dan nabi musa pun meminta sendiri kepadanya agar mau menyisihkan sebagian hartanya untuk menunaikan zakat dan sekali lagi qorun pun tetap menolak mentah mentah permintaan nabi musa. Kemudian nabi musa pun berdo'a kepada allah swt agar diberikan musibah akibat perbuatanya yang melampaui batas, dan doa nabi musa pun juga terkabulkan lagi, pada suatu ketika ada gempa yang sangat dashyat yang terjadi didaerah kerajaan qorun dan kerajaanya, hartanya serta qorunya sendiri ikut tenggelam di telan bumi.

            Nah kisah qorun tadi menggambarkan bahwa jiwa manusia tidak akan puas, dari kisah qorun tadi kita dapat mengambil pelajaran bahwa manusia walaupun diberi ujian miskin ataupun kaya tetapi tetap saja dia tidak akan puas dengan pemberian yang diberikan oleh allah swt, hal ini sesuai dengan hadits diatas dan hadits diatas juga menerangkan tentang berbuat baik dalam mencari harta, tinggalkan yang haram dan ambillah yang halal hadits ini berisi tentang janganlah kamu berbuat curang dalam mencari harta, maka berbuat baiklah dalam mencari harta dan meninggalkan cara yang curang dalam mencari harta.    

                         

           

           

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun