Mohon tunggu...
Rama Yanti
Rama Yanti Mohon Tunggu... Human Resources - Profesional dan penulis

Perduli terhadap kemanusiaan. Selalu ingin berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kehadiran Jan Ethes Sangat Manusiawi

11 Februari 2019   15:21 Diperbarui: 11 Februari 2019   17:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Ramayanti Alfian Rusid

Sebuah meme di Facebook menampilkan gambar Jan Ethes yang sedang melambaikan tangan, diberi narasi bertuliskan, "Hai, om, tante , dan semuanya pilih eyangku ya....muuuach...!" Disukai dan dikomentari oleh ribuan orang.

Bukan hanya itu. Ada banyak meme terkait bocah balita berusia 3 tahun itu di medsos. Jan Ethes Srinarendra terlahir 10 Maret 2016 dari pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda.

Balita lucu dan menggemaskan itu, mengundang perhatian khalayak setelah sering dibawa oleh Joko Widodo (Jokowi). Yang kebetulan Rresiden Republik Indonesia yang sedang menjabat. Dan kebetulan pula sedang menjadi kandidat presiden untuk periode 2019-2024.

Sebagai seorang cucu yang masih balita, yang sepertinya sangat dekat dengan eyangnya (kakek), tentu tidak ada tempat dan waktu yang salah, Jan Ethes bersama Jokowi. Tetapi Presiden Joko Widodo terlihat sangat mengenal etika terkait cucunya tersebut.

Hal itu terbukti, ia membatasi ruang dan waktu untuk sang cucu. Buktinya, Jokowi tidak mengajak Jan Ethes ke panggung debat, tidak membawanya ke panggung upacara ketika menjadi inspektur upacara  pada 17 Agustus, tidak membawanya ke rapat kabinet, tidak membawanya ke pidato penyampaian RAPBN di DPR. Dan tidak pernah sekalipun terlihat di acara resmi kenegaraan. Juga tidak dibawa ke dalam rapat dengan pemimpin negara sahabat.

Jan Ethes dan Jokowi kerap terlihat bercengkrama di acara-acara santai bersama keluarga. Juga di acara-acara non kenegaraan. Acara paling serius yang terlihat mereka bersama adalah saat sholat. Kedekatannya, adalah sangat manusia manusiawi antara seorang kakek dan cucu. 

Bukan mengada-ada atau sandiwara. Karena begitulah kehidupan sehari-hari manusia di dunia ini, terutama di Indonesia, hubungan kakek/neneknya dan cucu, melebihi hubungan orangtua-anak kandung. Mungkin Tuhanlah yang menanam emosi itu, karena hampir setiap manusia yang sudah punya cucu, selalu ingin bercengkrama bersama sang cucu.

Adalah Hidayat Nurwahid, seorang petinggi PKS, anggota DPR dan mantan Ketua MPR yang mengoyak ikatan suci manusia antara cucu dan kakek, yang sudah ada sepanjang sejarah manusia, dengan mengancam melaporkan hubungan akrab sang cucu dan sang kakek, ke Bawaslu.

Kehadiran Jan Ethes bersama Jokowi di tempat umum, yang kerap ditangkap kamera wartawan atau warganet, telah melahirkan sebuah kecemasan tersendiri bagi lawan politik Jokowi. Terlebih ada relawan Jokowi yang mengatakan bahwa Jan Ethes menjadi nilai plus buat sang kandidat nomor urut 01 itu.

Terlepas benar atau tidak kehadiran Jan Ethes membawa nilai lebih buat pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, yang jelas kemunculannya telah menyemarakkan panggung politik Indonesia.

Jokowi beruntung memiliki cucu seperti Jan Ethes (tentunya semua orang yang punya cucu beruntung karena ada yang melanjutkan keturunan), yang ternyata disukai banyak orang. Sebuah komentar di medsos menyebutkan, "saya akan memilih eyangmu Ethes."

*Penulis, pengamat sosial politik dan parapsikologi. Tinggal di Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun