Mohon tunggu...
Ramadhan tahir
Ramadhan tahir Mohon Tunggu... Seniman - Membaca ,menulis, berbicara

Lahir dari keluarga yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menteladani Sikap Kritis Guru Tua sebagai Penangkal Radikalisme dan Ekstrimisme

17 Mei 2021   17:36 Diperbarui: 17 Mei 2021   20:08 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Kemerdekaan Indonesia yang bertepatan pada tanggal 17 agustus 1945 yang di kabarkan melalui radio-radio nasional, telah sampai pada telinga Guru Tua, maka Guru Tua berdoa “semoga Allah yang maha kuasa senantiasa memberkati kemenangan–kemenangan yang sukses pada rakyat bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan tanah airnya”

Guru Tua juga banyak menuliskan syair-syair tentang kemerdekaan Indonesia dan ketika Alkhairaat kembali dibuka Guru Tua membacakan syairnya salah satunya ialah: “Berkibarlah bendera kemuliaan diangkasa daratan dan gunung-gunungnya nan hijau. Sungguh hari kebangkitan adalah hari kebanggan dimuliakannya oleh orang tua dan anak-anak. Tiap tahun hari itu menjadi peringatan muncul rasa syukur dan puji-pujian. Bagi Allah yang pemurah mereka berdo’a terang-terangan dimana mereka menggapai cita-cita dan hilanglah rasa kepayaan. Tiap bangsa memiliki simbol kemulian dan simbol kemulian adalah merah putih”(Ahmad Bahmid; 2007)

Indonesia yang baru saja merdeka mendapatkan tekanan dari bangsa sendiri, tekanan-tekanan ini terlihat dari bentuk gerakan-gerakan separatisme yang menggoyang kebangsaan di awal-awal kemerdekaan. Gerakan separatisme yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) yang dipelopori Kartosoewiryo. Gerakan NII merupakan gerakan bersenjata terkuat yang pernah ada di kawasan ini dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. NII yang diproklamirkan oleh kartosoewirjo yang kemudian diikuti Daud Beureueh di Aceh. Daud Beureueh kemudian mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa “dengan lahirnya proklamasi Negara Islam Indonesia (NII) Aceh dan daerah sekitarnya, maka lenyaplah kekuasan Pancasila di Aceh dan daerah sekitarnya, digantikan oleh negara islam”. Dan Abdul Qahar Muzakar di Sulawesi Selatan, gerakan ini dimulai sejak terjadinya diskriminasi atas rekrutmen Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang sekarang berubah nama menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia). Perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat karena tidak menerima pembagian kue pembangunan secara adil, merata dan merasa tidak dihargai sebagai pejuang nasional revolusi di daerahnya. Nasib daerah yang diatur oleh orang-orang luar yang kurang memahami keinginan dan aspirasi daerah. Ini pun menjadi landasan kuat Abdul Qahar Muzakar untuk bergabung bersama Kartosoewiryo dan membuat nota kesepakatan untuk mendirikan NII.

Rongrongan yang mengoyah keutuhan bangsa mendapat respon dari Guru Tua. Guru Tua yang menolak atas gerakan-gerakan separatisme, ini dibuktikan dengan menolak ajakan untuk bergabung bersama Qahar Muzakar.(A. Kadir; 2013) Dukungan terhadap pemerintah yang sah pun dilontarkan Guru Tua dalam syairnya “wahai Soekarno engkau jadikan hidup kami bahagia dengan obatmu hilang sudah sakit kami. Wahai Presiden yang penuh berkah untuk kami engkau hari ini laksana kimia bagi masyarakat. Dengan perantaraan pena dan politikmu kau unggul kau menang dengannya telah datang berita. Jangan risaukan jiwa dan anak-anak demi tanah air alangkah indah penebusan. Gandengkan menuju kedepan untuk kemuliaan tangan-tangan tujuh puluh juta jiwa bersamamu dan para pemimpin. Makmurkan untuk negara pembangunan materil dan spritual buktikan kepada masyarakat kamu mampu. Semoga Allah membantu kekuasaanmu dan mencegahmu dari setiap kejahatan yang direncanakan oleha musuh-musuh”. 

Tidak sampai disini saja negara yang baru saja merdeka ini mendapat ganguan dari gerakan-gerakan pemberontakan, tepat pada 30 September 1965 adalah puncak dari pemberontakan Komunisme di Indonesia.

Pidato pada tanggal 17 agustus 1961 perayaan hari kemerdekaan, Soekarno mengatakan “siapa yang setuju kepada pancasila, harus setuju kepada Nasakom. Siapa tidak setuju kepada Nasakom, sebenarnya tidak setuju kepada Pancasila”. Untuk terus mengkampanyekan konsep NASAKOM (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme), Soekarno berpidato dihadapan para perwakilan negara Internasional di Forum Perserkatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 30 September 1960 di New York, Amerika Serikat yang berjudul “To Build The World a New”.

Gagasan konsep NASAKOM yang dicetuskan Soekarno mendapat respon yang keras dari Guru Tua. Gagasan yang diusung oleh Soekarno tidak rasional untuk konteks Indonesia sebagai bangsa yang religius.(Gani Jumat; 2012) Guru Tua berfatwa “syetan masih ada baiknya daripada PKI, karena syetan masih percaya adanya Tuhan, tetapi PKI senantiasa anti Tuhan”.  Guru Tua pun menuliskan syairnya “sungguh tak pernah kami membenarkan warta yang datangnya dari negeri Soviet dan Cina, Tuhan telah benci dan mencerai beraikan kesatuan mereka-mereka semua dalam keadaan hina dina. Siapa yang restu dan menyetujui undang-undang peraturannya maka undang-undang peraturan mereka itulah yang hina dina. Mereka menyatakan jumlah pengikutnya tak terhingga bahkan sudah mencapai jutaan (milyun) jumlahnya. Mereka senantiasa mendapat sokongan dari pemimpin-pemimpinya sedang pemimpin-pemimpin mereka laksana orang gila. Kebaikan sama sekali tiada bagi mereka dan partainya karena mereka telah ingkar dan mendustakan Agama. Wahai muda taruna hunuskan pedang keperkasaanmu buat mereka melalui keperkasaanmu buat mereka melalui kekerasan dan sergapan dahsyat bukan dengan lemah lembut dengan pertempuran-pertempuran menyeluruh supaya mereka susul menyusul terkubur dalam tanah”.

Dengan lembaga Alkhairaat Penolakan Guru Tua dengan gagasan Soekarno ini pun dilakukan mengirim santri dan guru ke pelosok-pelosok desa untuk mencekal dan membendung ajaran Komunisme. Walaupun di masa-masa pemberontakan awal Guru Tua memberikan semangat dan dukungan kepada Soekarno, tapi pada kali ini Guru Tua menentang Soekarno. sikap yang berbeda ini buktikan oleh Guru Tua bahwasannya kita tidak bisa memiliki sifat Fanatisme buta terhadap seorang Tokoh ataupun Pemikirannya, karena sikap Fanatisme buta ini mencintai yang berlebihan ataupun membenci berlebihan sama-sama berbahaya. Sikap kritis terhadap Soekarno menunjukan bahwa Guru Tua tidak sekedar kritis melainkan juga tidak mau kompromi. Abuse of Power (Penyalagunaan Kekuasaan) yang dilakukan oleh Soekarno bukan lagi ingin memajukan bangsa Indonesia ini semua dilakukan Guru Tua karena bentuk kecintaannya kepada Indonesia.

 Teror dan Kekerasan ancaman Bagi Masyarakat Desa

Baru-baru ini kita sebagai bangsa yang utuh dan saling cinta kasih berduka akan sikap teror dari kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab, Teror yang terjadi di Kab. Poso Sulteng yang menewaskan 4 orang petani membuat rasa kemanusiaan kita terkoyakan. Teror yang menjadi ancaman bagi masyarakat desa menjadikan aktivitas mereka dalam mengais rezeki penuh dengan rasa ketakutan. Masyarakat poso yang bertani dan berkebun menjadi landasan mereka dalam menghidupi keluarga kini diselimuti rasa ketakutan, belum lagi dampak akan teror ini menjadikan stigma bahwa poso bukanlah daerah yang aman sehingga ini bisa mematikan Pariwisata yang bisa menopang kehidupan masyarakat desa di Poso.

Menurut Azyumardi Azra sebab-sebab radikalisme, kekerasan, dan terorisme yang mengatasnamakan Agama sangatlah kompleks ada beragam faktor seperti faktor Politik, ekonomi, dan faktor-faktor non religius. Akan tetapi dari kebanyakan situasi faktor politiklah yang menjadi faktor paling penting. Para aktor kekerasan ini mendapatkan dorongan atas amarah dan kebencian mereka terhadap politik Indonesia yang dianggap “tidak islami”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun