Mohon tunggu...
Rahmat Abadi
Rahmat Abadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Seorang Kawan (Bagian 2)

12 November 2016   00:09 Diperbarui: 20 November 2017   23:18 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hilman Matauch (Foto: Tribunnews.com)

Sementra ‘Mereka’ Tidak ada rasa memiliki, kecuali bagi Hilman sebagai figur dan ‘rakyat press room’ sendiri yang tertatih menanggung seluruh beban dari sempitnya paradigma tentang ber-organisasi, ber-politik dan ber-cengkerama dengan publik Press Room sebagaimana lazimnya.

Malam semakin larut saya menumpahkan beberapa poin tentang Seorang Kawan... Sesekali saya membuka jendela dunia untuk sekedar mengintip perkembangan yang sedang berlangsung di luar sana. Kelompok "putih" yang mulai ‘mengepung’ Gedung Parlemen, mulai beraksi menunjukkan perasaannya, hingga larut malam. Saya tidak ingin berkomentar tentang mereka yang sedang memekikkan "penistaan" itu. Saya sedang berpikir tentang kawan yang sedang dinista oleh teman sejawatnya, kelompok, figur figur yang seharusnya menunjang keberadaannya.

Dinihari sekitar jam 1-2 pagi, saya putuskan keluar dari Gedung Parlemen setelah “aplusan” berhasil masuk kedalam Gedung Parlemen yang dijaga ketat petugas “cepak berwibawa”. Dari kejauhan sekitar gerbang belakang Gedung Parlemen, saya melihat sosok pria putih, tambun dengan ‘jambang aneh’, Akh..ga mungkin DIA karena pagi jam 7 sudah ambil gambar suasana Parlemen, menyiapkan konpres Pimpinan DPR, kembali pantau situasi dalam dan luar Gedung Parlemen siang sampai malam,tapi… beneran DIA. Ketua.. ngapain?... “biasa, nemenin begadang anak-anak, pantau situasi, SNG kita masih didalam, siomay bro, lumayan buat ganjel, Baim habis 2 porsi neh, hehehehehehe…” jawabnya sembari menepuk-nepuk perut gembul….

*Bersambung ke bagian tiga.

Di Tulis saat Habib Rizieq sedang menuju Gedung DPR/MPR dini hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun