Mohon tunggu...
Inovasi

Artikel tentang Cyber Media - Konten Youtube, Prank Sebagai Gurauan Atau Semata Mengolok-olok?

3 Januari 2019   09:47 Diperbarui: 3 Januari 2019   10:36 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di dunia internet ada sebuah ungkapan yang selalu menarik perhatian saya; Youtube lebih dari tv. Ada sebuah artikel yang membahas tentang soal ini, yakni Bralink News. Judul artikel tersebut adalah Pengertian, Manfaat dan Kekurangan Youtube.  Menurut artikel itu, Youtube adalah situs web yang menyediakan berbagai macam video mulai dari video klip sampai film, serta video-video yang dibuat oleh pengguna youtube sendiri.

Dari berbagai jenis konten yang ditawarkannya ada banyak sekali konten yang membuat kepala penggunanya tidak mampu mencerna. Kita tahu ada banyak sekali video-video yang sebetulnya menimbulkan banyak pertanyaan. Di Youtube, ada istilah trending. Nah, dari istilah inilah yang sesungguhnya menimbulkan banyak pertanyaan. Misalnya, ada sebuah channel yang dikelola oleh seseorang yang sering mereka sebut 'youtuber'---dia membuat sebuah konten prank.

Menurut KBBI prank adalah gurauan. Jika kita  ikuti konten itu sampai selesai yang kita lihat semata pengolok-olokkan. Contoh singkatnya begini: seorang 'youtuber' berpura-pura menjadi seorang lelaki yang sedang kesusahan dengan penampilan seperti seorang pemuda miskin. Dia meminta bantuan kepada seorang perempuan yang dia temui di sebuah jalan , atau dia mencoba mengajak seorang perempuan itu berbincang hingga di ujung perbincangan itu dia meminta nomor telepon perempuan itu dan mengajaknya jalan-jalan. Di video tersebut, perempuan itu menolak tawaran lelaki yang sedang kesusahan tadi, berselang beberapa menit datang seorang lelaki lain, yang tidak lain adalah teman lelaki yang sedang kesusahan tersebut dengan sebuah mobil mewah. Sialnya, perempuan ini mempertanyakan kembali soal tawaran lelaki tadi, seolah-seolah hendak meyakinkan pertanyaan dan menawarkan kembali nomor telepon pribadinya. Tentu lelaki itu dengan sombongnya menolak tawaran perempuan itu sambil mengatakan perempuan itu matre.

Yang mengherankan bukanlah soal kesombongan lelaki itu atau kematrean perempuan itu, tetapi kenapa konten ini yang menjadi trending? Padahal begitu banyak konten-konten yang lain jauh lebih cerdas dan bermutu dari konten prank ini.

Ada begitu banyak tagline tentang berhenti mengolok-olok, atau stop bullying, tetapi di dunia yang bernama youtube ini, tidak henti-hentinya perilaku bullying ini di pertontonkan. Pertanyaannya, apakah kita pernah berpikir dan bertanya, apakah konten ini juga termasuk bullying atau bukan? Social experiment atau bukan? Lalu bagaimana peran dan fungsi Cyber Media? Padahal secara serampangan bisa kita sebut Cyber Media sangat berpengaruh terhadap masyarakat---saya mengutip kalimat ini dari pernyataan Wakil Presiden Yusuf Kalla di Tempo.co pada 2017 silam tentang dua peran penting Cyber media.

Sebagai akademisi muda, apa yang bisa kita perbuat setelah menonton video-video sejenis prank ini. apakah kita tidak memiliki ide lain---setidaknya untuk memberi ruang edukasi, terlepas dari pengaruh besarnya Cyber Media.

Saya mencoba menganalisis kecil-kecilan: konstitusi berbunyi; cerdaskan kehidupan bangsa. Artinya harus ada edukasi di seluruh ruang publik yang mudah diakses, terutama internet, seperti youtube. Tentu boleh kita sebut konten-konten di youtube sebagai hiburan, tetapi hiburan yang bermutu dan cerdas tanpa merendahkan martabat manusia. Konten yang saya sebutkan di awal tulisan ini  bersinggungan dengan etika kepedulian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun