Mohon tunggu...
Refondi Ramadha
Refondi Ramadha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Brawijaya

Penulis Garing Yang Punya Cita-CIta Untuk Mengelilingi Dunia Tapi Takut Mabuk Kendaraan Ini Punya motto "Menulis sebagai bentuk syukur atas karunia Tuhan dan media berbagi kebahagian"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tren 2021: Kondisi Pendidikan Jawa Timur di Masa Pandemi Covid-19

6 Januari 2021   23:46 Diperbarui: 6 Januari 2021   23:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tren 2021 di Jawa Timur sendiri masih terselimuti dengan maraknya zona merah yang terus bermunculan di beberapa daerah kabupaten atau kota. Terbilang tragis bahwa di selang awal tahun ini harusnya bisa dimulai dengan baik untuk memerindah Tren 2021.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah dengan populasi terbanyak di Indonesia yang terhimpun dari 38 Kabupaten/Kota. Sayangya kuantitaas potensi yang banyak tidak didukung dengan keberadaan sumber daya manusia yang mumpuni. 

Terbilang dalam indeks pembangunan yang dimuat oleh Badan Pusat Statistik, Jawa Timur masih berada dalam golongan menengah atau dalam kwadran 2 pada tahun 2004-2013 dengan angka 72,54 %. Dimana angka ini masih berada di bawah rata-rata angka indeks pembangunan masyarakat keseluruhan secara nasional 73,81 %. 

Faktor pertama yang mempengaruhi adalah rendahnya minat serta wawasan masyarakat dalam dunia kebahasaan. Khususnya dalam pelestarian bahasa daerah dan penguasaan bahasa asing. 

Dalam dunia pendidikan baik formal maupun non-formal, masalah pengajaran adalah satu masalah yang pokok. Karena berhasil tidaknya sistem pendidikan sangat ditentukan oleh pengajaranya. Kalau pengajarannya dilakukan dengan baik, mennyenangkan dan kreatif maka hasilnya pun akan baik. Begitu pula sebaliknya jika pengajarannya dilakukan dengan buruk. Hal ini difaktori orientasi pengajaran bahasa hanya bertujuan untuk mencapai target penguasaan materi dan mengindahkan aspek ketrampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan. 

Minimnya fasilitas generasi muda dalam mengekspresikan diri dalam bahasa membuat pengamalan dari setiap materi pelajaran yang diberikan menjadi tidak maksimal. 

Akibatnya anak-anak menjadi ragu dan malas belajar bahasa karena tidak ada yang linier dengan potensi yang dimilikinya. Selain itu lingkungan pendidikan yang pada saat ini tidak begitu ramah dan bahkan terkesan menghina seseorang yang mencoba berbicara dengan baik di muka umum. Sehingga hal ini akan terus membunuh mental dan potensi anak-anak kedepannya. 

Diperparah lagi dengan keberadaan zona merah yang terus bermunculan di masa pandemi ini, terus membuat nasib pendidikan di Jawa Timur menjadi membingungkan. Penulis sebelumnya juga telah membahas pada artikel Kembali Belajar Budaya Bangsa dengan Bermain Seni Ilustrasi sebagai bentuk keresahan akan kurangnya pendekatan literasi budaya kepada para siswa, khususnya di masa pandemi ini.

padahal sesuai amanat undang-udang dasar negara republik Indonesia tahun 1945, menyatakan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan kesempatan serta pencapaian mutu pendidikan akan membuat warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup, memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya. 

Dan yang paling penting adalah mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang tetap dijiwai nilai Pancasila. Kualitas Pendidikan akan menjadi dasar utama dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang akan membentuk karakter penerus bangsa yang siap dalam menghadapi situasi apapun.

Jadi perlunya percepatan, penguatan kualitas serta pendampingan pada setiap unsur pendidikan oleh pemerintah merupakan kunci utama dalam membangun upaya perbaikan berkelanjutan. Selain itu, kepedulian antara masyarakat tentuya juga harus digalakan agar dapat menciptakan sinergisitas apik dalam membantu pendidikan bangsa.

Daftar Rujukan :

Badan Pusat Statistik Statistik, Indeks Pembangunan Manusia Nasional 2015

Global Edutaiment Center Yogyakaeta, Creative Teaching For PAUD Teacher 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun