Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bikin Penasaran! Hidup Harus Selaras dengan Alam?

25 Januari 2022   08:00 Diperbarui: 25 Januari 2022   08:02 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya itu saja loh gengs, Hidup selaras dengan alam menuntut kita menyadari bahwa hidup memiliki kesinambungan dari masa lalu ke masa sekarang. 

Henry menggambarkan contohnya seperti ini, kenapa kita terlahir di dunia yang sangat indah ini ? karena orang tua kita yang mengandung dan menjaga kandungannya dengan baik. Kenapa orang tua kita mengandung ? Karena terjadinya proses silaturahmi Vagina dan penis di kamar pengantin pada malam hari saat hujan turun dengan indahnya ? kenapa orang tua kita dapat melakukan hubungan intim ? Karena dulu sempat pacaran yang cukup lama lalu terikat hubungan tali pernikahan. Kenapa dulunya pacaran ? karena kedua insan tersebut terbesit perasaan suka pada suka. Kenapa bisa suka pada suka, karena awalnya berada di organisasi yang sama. seterusnya dan seterusnya.

karena keterkaitan itulah, kita sadar bahwa semua peristiwa, kejadian dan fenomena di muka bumi ini merupakan sudah takdir dari Sang Pencipta dan sudah merupakan hukum alam. 

Maka apabila kita menyesali kenapa kita dilahirkan, sama saja kita melawan dan bertentangan dengan apa yang sudah terjadi dan sama saja dengan melawan hukum alam.

jadi ngapain kita harus menyesali lahir di dunia ini, ngapai  harus marah-marah saat terjebak kemacetan, ngapain harus menangisi seseorang, yang namanya selalu dipinjam di sepertiga malam, namun nyatanya dia selingkuh pada khilaf satu malam. 

Peristiwa tersebut sudah merupakan garis takdir yang di telah ditentukan oleh sang dalang. tugas kita sebagai manusia adalah mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian yang telah menimpa diri kita. 

Menurut Buku ini, menangisi, sedih, cemas dan murung apa yang telah menimpa pada diri kita, merupakan suatu bentuk kesia-siaan dan membuang waktu dan tenaga.

Filosofi teras bukan mengajak kita untuk pasrah terhadap keadaan melainkan ada hal-hal yang jauh lebih penting untuk dipikirkan dan di kendalikan.

Jadi, bagaimana menurutmu ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun