Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek krusial yang sering diabaikan oleh pelaku usaha kecil, terutama di sektor industri rumahan. Di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih belum menerapkan standar K3 secara optimal. Hal ini mendorong kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang beranggotakan 10 mahasiswa untuk salah satu anggotanya mengadakan program sosialisasi bertajuk "Pentingnya Penerapan K3 bagi Masyarakat dan Pelaku Usaha Kecil", yang dilaksanakan pada 01 Februari 2025. Kegiatan ini berlangsung di rumah produksi Kifa Bakery, salah satu UMKM setempat, dengan tujuan meningkatkan pemahaman pekerja mengenai pentingnya lingkungan kerja yang aman dan sehat.Â
Permasalahan utama yang melatarbelakangi kegiatan ini adalah minimnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil, tentang K3. Sebagian besar UMKM di Ponowaren masih mengutamakan efisiensi produksi tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan kerja, yang berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. "Kami sering bekerja tanpa sarung tangan atau masker, karena lebih praktis. Kalau ada yang terluka, ya diobati sendiri," ungkap salah satu pekerja Kifa Bakery. Tidak adanya regulasi internal mengenai penerapan K3 juga membuat para pekerja tidak memiliki pedoman dalam menjaga keselamatan mereka. Oleh karena itu, sosialisasi ini menjadi langkah awal untuk menanamkan kesadaran bahwa investasi dalam keselamatan kerja dapat meningkatkan produktivitas jangka panjang.Â
Program kerja ini berfokus pada pemaparan mengenai apa itu K3, tujuan penerapannya, cara mengatasi kendala dan jumlah biaya dalam implementasinya. Mahasiswa KKN memberikan materi mengenai pentingnya K3 dalam mencegah kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan pekerja, serta 10 tips sederhana agar K3 dapat diterapkan dengan baik, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD), pengaturan lingkungan kerja yang aman, dan penerapan SOP yang sesuai. "Tidak perlu investasi besar, yang penting ada kesadaran untuk memulai dari hal kecil, seperti menjaga kebersihan dan menggunakan alat pelindung sederhana," jelas Adiva Beryl sebagai pemateri. Selain itu, output dari kegiatan ini berupa poster edukatif yang bisa dipasang di tempat produksi sebagai pengingat bagi pekerja disana.Â
Metode yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah pemaparan materi secara langsung dengan media presentasi, diskusi interaktif, dan simulasi sederhana mengenai praktik keselamatan kerja. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah seluruh pekerja Kifa Bakery, sementara target jangka panjangnya adalah menciptakan budaya keselamatan kerja di UMKM setempat. Melalui diskusi interaktif, para pekerja diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan kendala yang mereka hadapi dalam menerapkan K3. "Setelah mendengar penjelasan ini, saya jadi lebih sadar bahwa keselamatan kerja itu penting dan bukan sekadar aturan formalitas," ujar salah satu peserta sosialisasi.Â
Dampak dari program ini cukup positif, baik bagi masyarakat maupun keberlanjutan usaha kecil di Ponowaren. Para pekerja mulai memahami bahwa penerapan K3 tidak hanya melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi. Dalam jangka panjang, diharapkan semakin banyak UMKM yang mulai menerapkan standar K3 secara mandiri, menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. Selain itu, peningkatan kesadaran ini dapat membantu menekan angka kecelakaan kerja, yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. "Kalau pekerja sehat dan aman, produksi juga lancar, pelanggan pun senang," ucap Bapak Agung sebagai pemilik Kifa Bakery.Â
Meskipun kegiatan ini berjalan lancar, ada beberapa kendala yang dihadapi selama sosialisasi berlangsung. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran awal dari para pekerja mengenai pentingnya K3, sehingga sebagian besar peserta awalnya kurang antusias. Selain itu, keterbatasan waktu juga menjadi tantangan dalam menyampaikan seluruh materi secara mendalam. Namun, dengan pendekatan yang lebih komunikatif dan penggunaan contoh kasus nyata, peserta akhirnya lebih terbuka dan mulai memahami manfaat penerapan K3 dalam kehidupan kerja mereka. Program ini menjadi langkah awal yang diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi dunia usaha kecil di Desa Ponowaren, menuju lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI