Mohon tunggu...
KKN TIM 1 UNDIP DS PONOWAREN
KKN TIM 1 UNDIP DS PONOWAREN Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Diponegoro

Sekelompok mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro (UNDIP) beranggotakan 10 orang dari jurusan yang berbeda beda. Yang sedang melaksanakan KKN di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo dan termasuk ke dalam Tim 1 KKN UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Wujudkan Identitas Wisata Desa Ponowaren melalui Landmark Embung Djowo

11 Februari 2025   16:03 Diperbarui: 11 Februari 2025   16:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penyerahan Desain Landmark Embung Djowo

Sebanyak 10 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, pada 8 Januari hingga 16 Februari 2025. Salah satu program individu yang dilaksanakan adalah pembuatan landmark "Embung Djowo", yang bertujuan memberikan identitas visual bagi embung tersebut yang nantinya akan dikembangkan sebagai destinasi wisata. Landmark ini dirancang untuk menjadi ikon yang menarik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan luar daerah. Sebagai bentuk dokumentasi dan pedoman pengembangan lebih lanjut, Radhian Al Fajar sebagai pemilik proker juga menyerahkan booklet berisi rendering desain kepada pihak terkait, yang secara simbolis diberikan di tempat produksi Kifa Bakery pada 11 Februari 2025. 

Permasalahan utama yang melatarbelakangi program ini adalah kurang jelasnya identitas sebagai penanda Embung tersebut milik desa Ponowaren, meskipun embung tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai tempat wisata. "Embung ini sebenarnya bisa menjadi daya tarik wisata baru, tetapi masih minim branding dan kurang dikenal luas," ujar Kepala Desa Ponowaren. Selain itu, masyarakat belum memiliki referensi visual yang konkret mengenai konsep pengembangan embung ke depannya. Oleh karena itu, Fajar mahasiswa KKN UNDIP berinisiatif membuat landmark sebagai titik fokus yang bisa memperkuat identitas embung sekaligus menarik minat wisatawan. 

Program ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, mulai dari observasi lokasi, diskusi dengan perangkat desa, hingga perancangan desain landmark dalam bentuk rendering. Proses perancangan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai estetika, kearifan lokal, serta fungsi landmark sebagai daya tarik wisata. "Kami ingin landmark ini tidak hanya menjadi pajangan, tetapi juga membawa makna bagi warga dan pengunjung," ungkap Fajar. Setelah desain final disusun, booklet yang berisi rancangan visual serta konsep pengembangan embung diserahkan kepada pihak desa untuk dijadikan referensi dalam perwujudan fisik landmark tersebut. 

Sasaran utama dari program ini adalah masyarakat Desa Ponowaren, terutama perangkat desa dan warga yang nantinya akan mengelola kawasan embung sebagai destinasi wisata. Selain itu, booklet yang diserahkan kepada Ketua Bumdes juga diharapkan dapat membantu promosi dan penggalangan dukungan dari pihak swasta. Target jangka pendeknya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai potensi embung, sementara dalam jangka panjang, landmark ini diharapkan dapat menjadi ikon yang membantu branding desa sebagai destinasi wisata unggulan. "Kami berharap ke depannya desa ini semakin dikenal dan ekonomi masyarakat ikut berkembang," ucap Fajar. 

Dampak dari program ini cukup luas, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun pariwisata. Secara sosial, masyarakat mulai memahami pentingnya branding dalam pengembangan wisata desa. Dari sisi ekonomi, kehadiran landmark yang menarik dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, yang pada akhirnya akan membuka peluang usaha baru bagi warga sekitar. Sementara dalam jangka panjang, jika program ini terus dikembangkan, "Embung Djowo" berpotensi menjadi magnet wisata baru di Kabupaten Sukoharjo. "Ini langkah awal, dan semoga bisa ditindaklanjuti dengan pembangunan fisik yang lebih konkret," ujar salah satu perangkat desa. 

Meski demikian, dalam pelaksanaan program ini, mahasiswa menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan anggaran untuk realisasi fisik landmark serta tantangan dalam menyosialisasikan konsep kepada masyarakat. Namun, dengan pendekatan yang persuasif dan kerja sama dengan berbagai pihak, program ini tetap dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan penyusunan booklet dan desain rendering menjadi pencapaian penting yang diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan wisata "Embung Djowo Desa Ponowaren".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun