Mohon tunggu...
Ramadhan Angga Notonegoro
Ramadhan Angga Notonegoro Mohon Tunggu... Human Resources - Sejatine urip iku gawe urup

Pelajar di Sekolah Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Sebuah Paradigma] Allah Menilai Proses Manusia

19 November 2015   12:36 Diperbarui: 19 November 2015   12:56 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gagal adalah satu kata dengan 5 huruf yang menjadi momok bagi manusia yang memiliki impian. Disini kita berbicara manusia yang memiliki impian, karena manusia yang tidak memiliki impian hidupnya sudah dipastikan gagal, sehingga tulisan saya tidak akan memberikan efek pada mereka.

 

Untuk meraih tujuan yang besar diperlukan usaha yang besar pula, tidak jarang demi meraih tujuan tersebut kita mendedikasikan hidup kita. Memberikan segala yang kita miliki mulai dari tenaga, pikiran, harta, waktu, sanak saudara terkadang kita tinggalkan demi meraih impian kita.

 

 

Namun dalam meraih impian tidak sebecanda itu, kegagalan adalah sebuah keniscayaan. Saat gagal inilah jiwa kita akan menunjukan jati dirinya, ketebalan mental kita akan diukur.

 

Orang yang memiliki impian surga pastilah akan senantiasa ditemani oleh kegagalan-kegagalan. Dan saat itulah keimanan kita sebagai pemimpi surga diuji. Sejauh apa kita memegang teguh azam kita.

 

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS Al-Ankabuut : 2-3)

 

Namun Allah menilai manusia berdasarkan proses yang manusia jalankan bukan berdasarkan hasil yang manusia dapatkan semata. Jika kita pernah mendengar konsep mati syahid, Allah memberikan gelar tersebut bagi syuhada yang berjuang menegakkan kalimatullah. Saat sang seseorang gugur dalam perjuangan menegakkan kalimatullah saat itulah oleh Allah orang tersebut diberi gelar Syuhada (Orang yang mati karena menegakkan kalimat Allah).

 

Dan Allah memberikan jaminan keamanan dari siksa neraka bagi syuhada tersebut. Dan bagi mereka yang berhasil menegakkan kalimat Allah, membangun masyarakat yang seimbang maka Allah menganugerahkan pada mereka pahala di dunia berupa kehidupan yang layak, kebebasan menajalankan agama,

 

keseimbangan dalam berbagai sektor masyarakat serta pahala di akhirat berupa syurga yang dibawahnya megalir sungai-sungai dan bidadari-bidadari yang cantik jelita sebagai pelayan mereka serta tersedianya segala buah-buahan dan makanan-makanan yang mereka ingini.

 

Bukti bahwa Allah menilai proses manusia juga bisa kita lihat dari kisah para nabi-nabi dan Rasul Allah. Nabi Nuh yang berdakwah 1000 tahun namun hanya mendapatkan pengikut sebanyak tidak lebih dari 40 orang bahkan anak dan istrinya sendiri mendustakan seruannya namun Allah memberikan jaminan syurga baginya.

 

Nabi Luth yang berdakwah ratusan tahun namun hanya menerima pengusiran dari kaum sadum, nabi Zakarya yang dikerjar-kejar lalu digergaji. Nabi Isa yang juga hampir dibunuh oleh kaumnya dengan cara di salib karena kegagalan dakwahnya di kaumnya. Dan nabi Muhammad SAW yang sempat mengalami kegagalan melakukan dakwah di kota kelahirannya, di Makkah.

 

Kurang lebih tiga tahun hanya 39 orang yang menyatakan masuk Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Selama 10 tahun mengalami kegagalan di Makkah, Muhammad tidak patah arang, beliau melanjutkan perjuangan sucinya ke Madinah. Barulah disana Islam bisa berkembang dengan pesat.

 

Namun Allah menganugerahkan syurga bagi kegagalan proses yang mereka alami. Proses menegakkan kalimat Allah. Kegagalan-kegagalan mereka diceritakan oleh Allah dengan bahasa yang indah dan Al Quran, Allah menjadikan kegagalan mereka pelajaran bagi umat selanjutnya.

 

Lalu Allah dengan firmannya menyerukan bagi para pemimpi Syurga untuk tidak putus asa dan tetap bersabar hingga mereka menapakkan kaki di syurga-Nya. Allah melarang manusia untuk putus asa dan berhenti dari perjuangan menegakkan kalimatullah.

 

"...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Al-Quran Surat Yusuf Ayat 87)

 

Namun Allah juga memberikan pemecahan masalah bagi mereka yang hampir putus asa yakni.

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 45)

 

Lalu Allah memberikan balasan bagi mereka berupa syurga,

"Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka..." (Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 111)

 

"Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal" (Al Quran Surat Ali Imraan Ayat 136)

 

Ramadhan Notonegoro

19/11/2015 12.09

Di selimuti 96 Fahrenheit Surabaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun