Mohon tunggu...
Ramadhan Angga Notonegoro
Ramadhan Angga Notonegoro Mohon Tunggu... Human Resources - Sejatine urip iku gawe urup

Pelajar di Sekolah Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kualitas Hidup, Antara Menjadi PNS dan Pekerja Sosial

20 Oktober 2018   07:26 Diperbarui: 20 Oktober 2018   07:33 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kembali pada kualitas hidup, kalau diberi pilihan banyak rezeki atau rezeki cukup tapi berkah, kemungkinan besar saya akan memiliki rezeki yang cukup tapi berkah.

Logikanya sederhana saja, buat apa kita kaya raya kalau harta itu tidak berpengaruh pada kualitas hidup kita. Uang yang ada hanya numpang lewat, kita bahkan tidak sempat menikmatinya, kalaupun kita menikmatinya kita menikmati dengan perasaan was-was dan penuh perhitungan untung rugi. Lalu di mana letak kebahagiaannya?

Bandingkan dengan rezeki cukup tapi berkah, setiap rezeki yang ada berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup kita, kita bisa menikmatinya dengan bahagia setiap rupiah yang kita belanjakan. Atau bahkan meski tidak ada rupiah yang kita belanjakan kita tetap bisa bahagia.

Seperti hanya aku, aku yang sebenarnya belum selesai dengan diriku sendiri sedikit banyak merasakan rasanya rezeki cukup namun berkah.

Dulu aku hanya berangan-angan naik pesawat, sekarang aku naik pesawat tiap pekan dari satu ujung pulau ke ujung yang lain.

Dulu aku yang ngempet banget pengin punya motor di saat anak-anak yang lain punya motor, saat ini aku bebas memakai motor Varia 125 terbaru ke manapun dengan bensin di tanggung oleh perusahaan.

Makanan yang dulu aku makan hanya jangan lompong (daun kelor) dan sangat bahagia sekali ketika makan daging ayam, saat ini sangat bosan saya makan Fast Food dan segala familinya. Hampir semua makanan enak pernah aku rasakan.

Aku juga yang tidak ada bayangan kuliah saat ini bisa menjadi sarjana dari sebuah perguruan tinggi bergengsi di Surabaya. Rumah yang ku tinggali saat ini juga menyediakan fasilitas lengkap dengan kulkas, mesin cuci, AC, ruang kerja, meja kerja, komputer spesifikasi tinggi internet cepat dan fasilitas olahraga indoor. Kalau dihitung-hitung dengan uang, aku harus kerja keras macam apa dulu baru bisa merasakan semua itu. Semua itu justru aku dapatkan ketika aku ikhlaskan itu semua. Aku fokus pada pekerjaanku di dunia karier sosial ini, dan semua fasilitas yang berhubungan dengan pencapaian target kerjaku yang tinggi akan mengikutiku.

Itu baru fasilitas fisik, belum lagi fasilitas non fisik, seperti bersalaman dengan presiden, berbincang dan berfoto dengan Walikota, bersilaturahmi rutin dengan Ketua MUI. Tidak akan bisa aku menghitung nikmat imaterial yang aku dapatkan dari berjuang di jalan sosial ini.

Aku selalu ingat apa kata Tuhanku di Al Quran surat Muhammad ayat tujuh, bahwa siapa saja yang menolong Allah maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya.

Dan sekarang itulah yang aku rasakan. Tanpa harus menjadi PNS. Atau kalau dihitung-hitung, harus jadi PNS berapa tahun untuk bisa menikmati fasilitas seperti itu di umur dua puluh empatan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun