Mohon tunggu...
Alif Mashish
Alif Mashish Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencari insprirasi dari secangkir kopi di sudut pagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandemi, Tidak Selalu tentang Pesimisme

21 September 2021   14:41 Diperbarui: 21 September 2021   14:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi Covid-19 masih menjadi issue yang menarik dalam berbagai ranah pembahasan sebab munculnya virus corona atau covid-19 terutama yang terjadi di Indonesia merubah banyak hal, terutama dalam pola hidup sehari-hari masyarakat, hadirnya virus covid-19 ini membuat segala aktivitas masyarakat terhambat, baik dibidang ekonomi, pendidikan, pariwisata serta keagamaan.

Di bidang ekonomi, pandemi mengakibatkan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sempat menurun, tercatat pada kuartal I-2021, pertumbuhan ekonomi di Indonesia berada pada angka -0,74 yang artinya Indonesia memasuki resesi karena pertumbuhan ekonominya minus pada 4 kuartal berturut-turut, kabar baiknya menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada kuartal ke II -- 2021 Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka 7,07, tertinggi dalam 16 tahun terakhir, dimana angka tersebut tercapai Ketika kasus aktif Corona virus mencapai sekitar 113.218 kasus.

Sektor Pendidikan tidak luput terkena dampak dari pandemic covid-19, muncul kebijakan-kebijakan yang mengharuskan kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara jarak jauh dalam jaringan, selain tidak efektif, kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan secara daring tidak sepenuhnya siap diterapkan oleh seluruh elemen pendidikan, terbukti masih banyak sekolah maupun peserta didiknya yang gagap dalam merespon kebijakan tersebut, alhasil tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

Kondisi demikian menuntut kita mau tidak mau harus mampu menyesuaikan diri dengan tatanan dan pola hidup baru diberbagai bidang, para pengajar harus mulai keluar dari zona nyaman-nya yang mengandalkan pembelajaran tatap muka kepada model pembelajaran berbasis daring, dimana model pembelajaran tersebut mengharuskan para pengajar lebih ekstra dalam menghadirkan model pembelajaran yang kreatif serta inovatif agar peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan suasana yang tidak jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka, goal yang harus tercapai minimal peserta didik mampu memahami apa yang disampaikan oleh pengajar. 

Namun fakta-nya menurut analisa penulis dunia Pendidikan di Indonesisa saat ini masih tertampar oleh hadirnya wabah ini dan sangat pelan dalam merespon-nya, meskipun perlahan tapi pasti mulai bangkit dengan menggalakan strategi-stragegi agar dapat mengembalikan aktifitas kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah.

Disektor usaha perusahaan-perusahaan harus mulai Menyusun ulang blueprint-nya agar mampu beradaptasi dengan demand yang berbeda setelah adanya pandemic, pengusaha harus memutar otak ketika bisnis yang mereka jalankan operasionalnya terimbas langsung akibat pandemic, tidak sedikit sector usaha yang harus gulung tikar atau minimal beralih ke bidang yang lain untuk tetap dapat bertahan melewati badai pandemic, Sebagian dari mereka melakukan inovasi-inovasi dan menciptakan peluang baru, menghadirkan solusi dan pola pekerjaan yang berbeda pada usahanya sebagian dari mereka mampu untuk bertahan bahkan melaju lebih pesat ketimbang sebelum adanya pandemic.

Dua contoh tersebut kiranya cukup mewakili bagaimana pandemic memunculkan banyak dampak negatif dalam berbagai bidang, mungkin kalau artikel ini kita khususkan untuk membahas dampak negatif dari pandemic ini maka akan menjadi sebuah artikel yang tidak sedikit. Dan dari dua contoh tersebut pula kita bisa mengambil pelajaran bahwa tidak semuanya dampak yang diakibatkan oleh pandemic selalu terkait dengan hal negative dan yang memunculkan pesimisme.

Terbukti dari sekian banyaknya hal negative, masih ada secercah harapan dari hadirnya pandemic, mungkin tidak asing di telinga kita ada statement yang mengatakan bahwa pandemic ini adalah seleksi alam. Apakah iya ? bisa jadi, sebab orang-orang yang masih mau produktif, yang masih mau berinovasi, yang meluangkan waktunya sejenak untuk memikirkan inovasi-inovasi serta orang-orang yang tidak menyerah untuk mencari peluang dan berani mengambil resiko besar dimasa seperti ini adalah orang-orang yang akhirnya mampu bertahan dan menjadi berhasil menghadapi pandemic.

Sebagai pribadi sebenarnya pandemic juga memberikan begitu banyak insight untuk diri kita, pandemic memaksa kita dari yang awalnya sangat sibuk dengan urusan pekerjaan, karir dan pendidikan untuk sejenak beristirahat dan lebih memberikan perhatian kepada diri kita, dimasa sekarang kita menjadi lebih peduli dengan diri kita pribadi, dengan kesehatan kita, dengan pola makan, waktu istirahat serta pentingnya menjaga imun tubuh dengan rutin berolahraga. Tanpa kita sadari pandemic memberikan dampak yang positif terhadap Kesehatan kita bukan ? bahkan pandemic juga memaksa kita untuk menjadi patuh dalam menjaga kebersihan, pola-pola yang diterapkan selama pandemic seperti 5M pelan tapi pasti membentuk kebiasaan baru dalam pribadi kita masing-masing.

Selain itu Ketika kita tidak begitu sibuk dan memiliki banyak waktu luang kita menjadi bisa meningkatkan kemampuan diri kita, baik skill, pengetahuan, ataupun mendalami hobi yang kita sukai, dengan kita memperkaya skill dan kemampuan kita otomatis kita akan memiliki value lebih terhadap diri kita, yang mungkin tidak akan pernah kita sadari ketika kita masih disibukkan dengan aktifitas-aktifitas harian. 

Pandemic juga memberikan kita waktu yang lebih berkualitas untuk dapat bercengkrama dengan keluarga, karena banyak aktifitas yang harus dilakukan dirumah membuat kita sehari-hari lebih intens bertemu dan berkumpul Bersama mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun