Mohon tunggu...
Djoko Nawolo
Djoko Nawolo Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pemerhati sosial

Sekedar menyalurkan hobi berceloteh tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lalu..?

8 Juni 2019   19:47 Diperbarui: 8 Juni 2019   20:03 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Dalam kasus AKBP Lalu ini, simplifikasi yang dilakukan oleh Lalu maupun Karopenmas Divhumas Polri dengan penggunaan frasa "kesalah pahaman saja" menjadi satu lagi pemicu keroposnya bangunan sinergi TNI-Polri. Jika Polri benar-benar ingin membangun sinergi dengan TNI sebagaimana yang digembar gemborkan setiap saat, seharusnya persoalan moralitas dan etika seperti itu dianggap sebagai persoalan serius dan ditindak lanjuti dengan serius dan konkrit pula.

Secara formal kedua institusi selalu menggembar gemborkan pentingnya SINERGI (atau mayoritas orang menyebutnya SINERGITAS) TNI-Polri, tetapi rasanya mereka sebenarnya juga menyadari bahwa masih banyak persoalan tersembunyi yang harus diatasi oleh masing-masing secara internal maupun dilakukan bersama-sama secara kolektif. 

Para unsur pimpinan mungkin mengklaim bahwa persoalan itu adanya di level bawah, tetapi kenyataannya di level atas pun ada persoalan yang sama. Hanya saja, pada level atas lebih terkelola secara "elok". Namun, intinya, masih cukup besar keropos yang ada dalam pondasi SINERGI TNI-Polri yang sangat potensial merobohkan keseluruhan bangunan ketika diterpa sedikit goncangan. 

Persoalan-persoalan besar itu selama ini hanya sebatas ditutup-tutupi saja, tanpa diselesaikan secara tuntas. Ibarat keropos pada pondasi atau tembok bangunan, hanya sebatas ditutup dengan dempul dan cat, tetapi tidak ditambal dengan semen yang kuat.

Saya melihat, diantara banyaknya persoalan itu, maka persoalan mendasarnya adalah "lack of trust" atau rendahnya kepercayaan antar kedua institusi itu. Dan potensi semakin rendahnya trust ini tersirat cukup jelas dari penggunaan frasa "kesalahpahaman" oleh AKBP Lalu maupun Karopenmas Dihumas Polri, serta kesan penyederhanaan atau penyepelean masalah oleh Polri atas masalah yang sedang terjadi.

Sebuah quote mengatakan bahwa "Trust is the glue of life. It's the most essential ingredient in effective communication. It's the foundational principle that holds all relationships."  (Stephen R. Covey)

Alih-alih membangun trust secara serius sebagai bagian dari confidence building measure (CBM) atau rasa saling percaya dan menghormati yg merupakan pondasi utama hubungan institusional, kedua institusi besar negara ini justru terkesan semakin saling tidak mempercayai satu sama lain. Kelakuan AKBP Lalu maupun pernyataan Karopenmas Divhumas Polri adalah contoh yang nyata pemicu semakin rendahnya trust antar institusi, bahkan trust dari publik kepada Polri.

Saat saya baca komentar netizen atas berita itu, ada argumen yang menganggap bahwa persoalan AKBP Lalu itu adalah persoalan pribadi yang  tidak seharusnya di kaitkan dengan institusi. Ya..... sangat bisa dimengerti bahwa itu adalah persoalan pribadi, karena memang terjadi saat kedua pihak tidak sedang melaksanakan tugas dari institusi.

Tetapi perlu diingat bahwa Lalu adalah seorang AKBP, dan kemudian Karopenmas Divhumas Polri selaku pejabat resmi Polri melakukan klarifikasi, maka kemudian secara otomatis itu menjadi persoalan institusi. 

Oleh karenanya penyederhanaan atau penyepelean masalah oleh Karopenmas dengan menggunakan frasa "kesalahpahaman saja" itu mewakili sikap resmi Polri yg menganggap bahwa menuduh dan mempermalukan orang tanpa bukti scr sembarangan itu adalah hal yg biasa saja. Dan bila demikian, ini juga menunjukkan bahwa sangat mungkin selama ini petugas polisi sering menuduh, menangkap, menahan bahkan menembak orang "hanya atas dasar kesalahpahaman saja" dan itu dianggap biasa atau masalah sepele.

LALU......? mari kita tunggu kelanjutan ceritanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun