Langit siang itu biru terang, awan menggantung tenang di atas bandara Soekarno-Hatta yang sibuk. Di selasar bandara, seorang pramugari terlihat merapikan seragamnya sambil berjalan.
Rambutnya tertata rapi, bibirnya dipulas merah muda lembut, aroma wangi tercium saat ku berpapasan dengan pramugari itu. Daku pun penasaran aroma wangi apa itu ?
Di tempat yang sama dengan waktu yang berbeda, Daku duduk di kabin pesawat bersama para penumpang lainnya. Terlihat seorang pramugari mengangkat botol kaca kecil berwarna kecoklatan ke udara, lalu ia menyemprotkan aroma yang pernah ku cium sebelumnya.
Lembut, elegan, dan luxury. Aromanya bukan sekadar wangi, tapi seperti ada aura yang merangkul tubuhnya, siap menyambut penumpang dengan senyum dan kehangatan.
Sepertinya parfum itu bukan sembarang wewangian. Bagi pramugari aroma tubuh merupakan bagian dari identitasnya.
Setiap semprotan akan membawa kenangan dari ribuan penumpang yang pernah mengudara di atas awan, dari diamnya para backpacker yang duduk di kursi samping persis jendela, sapaan ramah dari para orang tua, dan gaya tenang dari para orang kaya.
Aroma parfum sang pramugari memang tak terlalu menyengat. Bukan jenis yang akan memenuhi kabin dan membuat penumpang menoleh karena aromanya.
Wewangian yang dipilih perpaduan bunga lily yang lembut, sedikit sentuhan citrus yang segar, dan dasar musk yang hangat. Wangi yang begitu khas, bersih, dan profesional. Amat langka sekali pramugari memakai aroma Oud dan leather yang strong.
Ia seolah mengatakan tanpa suara “Saya di sini untuk menjaga Anda, dengan ketenangan dan ketulusan.”