Bikin heboh! Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengirim siswa nakal ke barak militer. Jangan-jangan nanti sehabis pulang pendidikan ala militer malah petantang-petenteng, dengan label lulusan barak militer.....#kidding guys.
Daku (saya) pun tersentak mendengar hal itu, bahwa siswa-siswi nakal di sekolah akan dapat didikan penguatan karakter. Yang membuatku bertanya bagaimana bentuk program-nya?
Ide ini terkuak ketika Kang Dedi dalam kunjungannya ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, di Purwakarta, Sabtu (3/5/2025), menegaskan bahwa kebijakan tersebut diambil demi kebaikan dan nasionalisme bangsa Indonesia.
Tapi apakah Kang Dedi mendengar kritikan dari Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro yang menilai wacana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim siswa nakal ke barak TNI sungguh tidak tepat.Â
Atnike menilai bahwa TNI tidak memiliki kewenangan untuk dapat melakukan civic education atau pendidikan kewarganegaraan terhadap siswa-siswa yang dianggap nakal ini.
Menurut Ketua Komnas HAM saat ditemui wartawan di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025) (DI SINI) mengirim siswa nakal ke barak TNI sebagai bentuk penghukuman atas kenakalan mereka tidaklah tepat. Atnike mengatakan mengirim siswa untuk dihukum ke barak TNI berada di luar proses hukum.
Patut dicermati, pernah terekspose pendidikan ala-ala militer (semi militer) di perguruan tinggi kedinasan menimbulkan jiwa-jiwa senioritas yang berujung kekerasan.Â
Tentara yang baru lulus dari pendidikan dijadikan bahan obrolan warga disela-sela pos ronda "abis pendidikan masih galak-galak-nya, jangan disenggol".Â
Tentara memang dididik untuk bela negara, terampil bela diri, menggunakan senjata, patuh pada satu komando, dan siap mengorbankan jiwa dan raga untuk negara.